Potensi Wisata Curug di Purbalingga Belum Tergarap Maksimal

Jumat 20-05-2016,03:45 WIB

PURBALINGGA-Potensi wisata alam air terjun atau curug di Kabupaten Purbalingga, masih banyak yang belum tergarap maksimal. Padahal sebenarnya Purbalingga memiliki potensi wisata curug yang bisa dikembangkan, untuk menjadi daya tarik wisata di Purbalingga. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno MSi mengatakan, sejumlah curug sudah dikelola dengan baik oleh pelaku wisata yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). "Jalan menuju curug yang kebanyakan jalan setapak, sudah dibuat rapi dan aman untuk pengunjung. Namun masih banyak curug lain yang belum dikelola oleh pihak desa atau warga setempat," jelas Prayitno, disela-sela kunjungan sejumlah curug di wilayah Desa Tlahab Kidul dan Tlahab Lor, Kecamatan Karangreja, Kamis (19/5). Pihaknya akan terus mendorong sejumlah desa dan kelompok masyarakat untuk mengelola curug sebagai daya tarik wisata, sehingga bisa memberikan pendapatan bagi masyarakat setempat."Seperti di Desa Bumisari Kecamatan Bojongsari, ada tiga curug yang potensial dikelola masyarakat setempat. Pengelolaan itu tentunya, tetap mempertahankan kelestarian fungsi lingkungan,” ujarnya. Dia menjelaskan, keindahan curug di daera ini belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di antaranya curug Tempuran yang airnya bersumber dari tempuran Kali Lutung dan Kali Lembarang, curug Pengantin yang bertingkat dengan ketinggian 40 meter, serta curug Sawangan yang masih tertutup batu besar. Selain ketiga curug itu, masih ada tujuh curug lain yang kecil-kecil. “Jalan setapak menuju beberapa curug itu memang belum tertata. Namun pada hari-hari libur, sudah banyak pengunjung dari lokal yang datang. Kami terus mendorong sejumlah pemuda di desa itu untuk membentuk Pokdarwis dan mengelola curug itu sebagai daya tarik wisata di desa,” UNGKAPNYA. mENURUT DIA, pesona curug yang tersebar di sisi Timur Gunung Slamet ini memiliki potensi untuk bisa dikembangkan. “Dengan banyaknya curug ini, wilayah Purbalingga sering mendapat sebutan Sewu Curug atau Seribu Curug. Daya tarik wisata yang terselubung ini memberikan keindahan yang mempesona bagi wisatawan,” PAPARNYA. Dia mengungkapkan, tidak jauh dari Desa Bumisari, di tetangga desanya, Desa Cipaku Kecamatan Mrebet, ada curug Nini, curug Ciponggoh atau curug Singogah, bataputih dan telaga Bolangirit. Di Desa Cipaku, juga terdapat situs batutulis. Masih di Mrebet, tepatnya di Desa Serayu Larangan, ada curug Ciputut. Di wilayah Kecamatan Bobotsari, ada curug Penisihan di Desa Palumbungan. Curug ini memiliki ketinggian 8 meter, dan aliran airnya membentuk kolam sekitar 25 meter. Air Curug Penisihan merupakan aliran Sungai Klawing, sungai terbesar yang membelah wilayah Purbalingga yang letaknya hampir mendekati hulu sungai. Desa Talagening, ada curug Ciputut. Panoramanya cukup indah untuk dipandang. Air terjun ini memiliki ketinggian 30 meter dan tidak pernah kering sepanjang tahun. Banyak dikunjungi remaja-remaja pada saat libur dan mereka yang gemar berpetualang karena medannya cukup memadai dengan dinding dan lereng yang terjal. Di Desa Tlahab Lor Kecamatan Karangreja, setidaknya ada tiga curug yakni curug Silintang, Silawang dan curug Sikasur. Untuk menuju curug Sikasur, harus melewati areal persawahan sekitar 600 meter.Sedang untuk menuju curug Silintang, dan Silawang, perjalanan sekitar 40 menit dari balai desa Tlahab Lor. Di Desa Tlahab Kidul, ada curug Sumba. Lokasinya hanya sekitar 300 meter dari jalan raya Karangreja–Bobotsari. “Selain curug itu, ada sejumlah curug lain yang sudah dikelola oleh Pokdarwis, seperti di desa wisata Tanalum, Kecamatan Rembang, ada curug Aul, curug Karang, curug Nagasari, curug Gogor dan curug lainnya. Curug Nagasari sering dijadikan ajang wisata minat khusus canyoning. Kemudian di desa wisata Panusupan, ada curug Pesantren, curug Wana Tirta, curug Silawe dan beberapa curug lainnya,” imbuhnya. (tya)

Tags :
Kategori :

Terkait