Kelangkaan Bahan Baku Belum Ada Solusi, Tenun Kain Sutera Ulat Mahoni Mandek di Somagede

Kamis 21-10-2021,11:16 WIB

BELUM ADA SOLUSI: Simpen mencontohkan proses pemintalan dengan sisa kepompong ulat mahoni. FIJRI/RADARMAS SOMAGEDE - Pemintal benang kepompong ulat mahoni, Simpen, sedang kehabisan bahan baku. Sehingga, tidak ada aktivitas pemintalan di rumahnya. "Sudah sekitar tiga mingguan tidak memintal benang kepompong ulat mahoni. Apa yang mau dipintal, bahan bakunya tidak ada," ujar Simpen, Rabu (20/10). Ketidakpastian pasokan bahan baku tersebut kerap menjadi kendala. Tidak hanya di tingkat pemintal benang yang produksi menjadi mandek. Dampak pasokan kepompong ulat mahoni yang terlambat juga berpengaruh di perajin kain sutera. Produksi tersendat karena minimnya bahan baku. https://radarbanyumas.co.id/melihat-garapan-tenun-sutera-ulat-mahoni-di-desa-tanggeran-somagede-dihargai-rp-1-juta-per-meter-proses-butuh-kesabaran-tinggi/ "Memberi kabar ke perajin kain sutera kalau benang belum ada. Kendala bahan baku," imbuh Simpen. Perajin kain sutera kepompong ulat mahoni biasanya yang mengambil benang ke rumah Simpen. Ketika stok benang untuk ditenun sudah habis. Perajin tenun sutera kepompong ulat mahoni Mudiono menyebut kelangkaan bahan baku belum ada solusi. Sehingga, produksi hanya menunggu ketersediaan bahan baku. Padahal, perajin di kelompok Mudiono tidak hanya mampu membuat tenun kain lurik. Semua perajin juga bisa menenun kain sutera berbahan benang dari kepompong ulat mahoni. (fij)

Tags :
Kategori :

Terkait