ISTIMEWA
MASKER MENGHILANG : PMI di Hongkong diantaranya dari Cilacap, mengaku mengalami kesulitan mendapatkan masker. Harga per box naik 200 persen, dan membuat masker sulit terbeli.
HONGKONG - Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Cilacap yang bekerja di Hongkong, mulai mengeluhkan mendapatkan masker. Saat ini harga masker per box (isi 50, red) mencapai 380 Dolar Hongkong atau Rp 690 ribu. Harga naik 220 persen dari harga sebelumnya, yang hanya 16 Dolar Hongkong atau Rp 30 ribu.
Seperti yang dialami Sri Martuti, PMI asal Kelurahan Sidanegara Kecamatan Cilacap Tengah. Dia mengaku kesulitan mendapatkan masker yang harganya meningkat drastis.
"Kami para PMI kesulitan mendapatkan masker. Bahkan para majikan kami juga mengalami kesulitan mendapatkan masker. Padahal masker ini satu-satunya alat perlindungan pencegahan virus corona yang sudah merenggut satu nyawa di Hongkong," katanya, Senin (10/2).
Baca Juga : Tugu Adipura Berkoh Tak Masuk Prioritas Pembenahan Tahun ini
Sri yang juga Koordinator Forum Komunitas Warga Cilacap (FKWC) di Hongkong menambahkan, pihaknya meminta kepada pemerintah, baik pemerintah Indonesia maupun Pemkab Cilacap untuk memberikan perlindungan kepada mereka dengan mengirimkan masker.
"Secara jumlah, PMI asal Cilacap di Hongkong terbanyak kedua setelah PMI asal Jawa Timur," tuturnya.
Sri mengatakan, pemerintah pusat melalui Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Hongkong memang sudah memberikan bantuan masker kepada PMI di Hongkong. Namun, banyaknya PMI di Hongkong yang mencapai 160 ribu orang membuat bantuan masker tidak mencukupi.
"Kami mohon kepada Pemkab Cilacap ikut serta hadir memberikan pengadaan masker," terangnya.
Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mengaku sudah mendapatkan informasi tersebut. Kepada PMI asal Cilacap di Hongkong, Dinkes meminta PMI asal Cilacap membuat surat permohonan yang ditujukan kepada Bupati Cilacap, dengan melengkapi dengan data jumlah PMI asal Cilacap di Hongkong dan situasi yang dirasakan di sana.
Korsleting Satu Rumah Terbakar
"Lampirkan juga foto-foto sebagai penguat juga," kata Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griyana Dewi, kemarin.
Tri Wandoyo dari Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Cilacap mengatakan, pihaknya belum mendapatkan permohonan bantuan masker dari PMI asal Cilacap di Hongkong.
Tetapi untuk PMI yang baru berangkat diberi bekal sejumlah masker saat pemberangkatan. "Yang baru berangkat dibekali (masker, red). Kalau ada kenalan atau tetangga di Cilacap di sana kemudian juga untuk dibagikan," ujarnya.
Tri menambahkan, dari data LTSA Cilacap PMI asal Cilacap yang ada di Hongkong saat ini mencapai 1.889 orang. "Yang berangkat jumlah persisnya belum tahu. Jumlah tersebut yang terdaftar di Disnakerin," tandasnya. (nas/acd)