PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pembangunan Gedung Pelayanan VIP RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo resmi dimulai melalui prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) pada Selasa, 18 November 2025.
Acara tersebut dihadiri Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno, serta Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono.
Gedung pelayanan baru ini dibangun dengan sumber dana BLUD tahun anggaran 2025–2026 dan memiliki nilai kontrak sebesar Rp158,95 miliar.
Pekerjaan konstruksi ditargetkan selesai dalam 450 hari kalender, terhitung sejak 29 September 2025 hingga 22 Desember 2026.
Bangunan setinggi tujuh lantai tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 2.543 meter persegi. Fasilitasnya dirancang untuk memperkuat layanan VIP dan VVIP rumah sakit, sekaligus menambah kapasitas layanan rawat jalan serta rawat inap.
Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, dr. Heri Dwi Purnomo, Sp.An, mengatakan pembangunan gedung ini merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Banyumas dan wilayah Jawa Tengah bagian barat.
“Pembangunan Gedung VIP berlantai tujuh ini ditujukan untuk meningkatkan mutu layanan dan kenyamanan pasien,” ujarnya.
Gedung tersebut akan memiliki fungsi berbeda pada setiap lantainya, mulai dari layanan rawat jalan VIP, area komersial, hingga ruang rawat inap VIP dan VVIP dengan total kapasitas lebih dari 130 tempat tidur.
Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti masih banyaknya rumah sakit daerah yang menghadapi persoalan tata ruang tidak terencana dan layanan medis yang belum optimal. Ia menyebut pembangunan parsial di masa lalu sering membuat fasilitas tidak saling terhubung.
“Kalau ada sedikit tanah kosong langsung dibangun. Akhirnya parkir habis, sirkulasi buruk, dan integrasi layanan tidak berjalan,” kata Budi.
Selain prosesi groundbreaking, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengampuan RSPPU antara RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo dan RSUD Dr. Moewardi bersama Universitas Sebelas Maret. Kerja sama ini ditujukan untuk memperkuat layanan pendidikan kedokteran berbasis rumah sakit.
Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pengembangan RSPPU diharapkan mampu mengatasi kekurangan dokter spesialis yang masih menjadi tantangan pelayanan kesehatan daerah.
“Program ini berbasis hospital base sehingga pendidikan diselenggarakan langsung di rumah sakit. Dengan begitu diharapkan kebutuhan dokter spesialis dapat segera terpenuhi,” ujarnya.