CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID – Penyakit kronis seperti kanker, jantung, stroke, uro-nefro, serta kesehatan ibu dan anak (KJSU KIA) masih menjadi prioritas utama pemerintah dalam peningkatan layanan rumah sakit, termasuk di RSUD Cilacap. Penanganan dari penyakit tersebut menjadi fokus agar masyarakat memperoleh pelayanan yang lebih cepat, tepat, dan berkelanjutan.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi RSUD Cilacap saat ini adalah pada layanan uro-nefro, khususnya untuk pasien yang menjalani hemodialisis (HD) atau cuci darah rutin. Jumlah pasien yang membutuhkan layanan ini terus meningkat, sementara kapasitas mesin HD terbatas.
“Setiap harinya masih ada lebih dari 50 pasien yang harus mengantre untuk menjalani hemodialisis. Tidak hanya RSUD saja sebetulnya, semua rumah sakit di Cilacap juga kewalahan,” ujar Plt. Direktur RSUD Cilacap, dr. Kelly Kuswidi, Rabu (8/10/2025).
Sebagai langkah alternatif, rumah sakit kini mulai mendorong pasien untuk beralih ke metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) — cuci darah mandiri yang bisa dilakukan di rumah. Melalui metode ini, pasien dapat melakukan perawatan secara mandiri tanpa harus datang ke rumah sakit dua hingga tiga kali seminggu seperti pada HD.
BACA JUGA:RSUD Cilacap Optimis Tingkatkan Seluruh Pelayanan Menuju Madya Mulai Tahun 2025
Kepala Bidang Pelayanan Rawat Jalan RSUD Cilacap, dr. Iip Pamuji, menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan 10 persen pasien HD dapat beralih ke CAPD.
“Kami sudah melakukan pendekatan dan edukasi kepada pasien di poli penyakit dalam dan urologi agar memahami manfaat CAPD. Namun, hingga saat ini baru satu pasien yang bersedia mencoba,” katanya.
Pasien tersebut telah mendapatkan pengarahan dan motivasi dari tim medis untuk memulai CAPD. Rencananya, pemasangan kateter akan dilakukan pada 24–25 Oktober mendatang.
“Kami berharap ini bisa menjadi contoh bagi pasien lain untuk berani mencoba CAPD, karena manfaatnya sangat besar dalam jangka panjang,” tambah dr. Iip.
BACA JUGA:RSUD Cilacap Tangani Lonjakan Pasien Jiwa Usia Produktif
Penerapan CAPD tidak hanya diharapkan mengurangi antrean HD di rumah sakit, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien. Dengan perawatan mandiri, pasien memiliki fleksibilitas waktu yang lebih luas dan dapat beraktivitas tanpa terlalu tergantung pada jadwal rumah sakit.
“Ke depan, RSUD Cilacap akan terus memperkuat sosialisasi dan pelatihan bagi pasien serta tenaga medis agar implementasi CAPD bisa berjalan optimal,” kata dr. Kelly.
Ia menegaskan, penguatan layanan uro-nefro ini menjadi bagian dari upaya rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat, terutama dalam menangani penyakit kronis yang menjadi prioritas nasional. (gia)