Dalam sepekan terakhir, harga telur di wilayah Kecamatan Tambak mengalami kenaikan. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS
TAMBAK-Sudah sepekan terakhir, harga telur mengalami kenaikan. Sempat mencapai harga terendah Rp 18 ribu per kilogram, kini mulai merangkak naik. Di Pasar Tambak, satu kilogram telur sudah Rp 21 ribu.
"Ketika ada kenaikan harga, nominal kenaikan cepat. Dalam satu hari naik Rp 500, naik terus. Tapi saat turun harga lambat. Satu hari hanya Rp 200," jelas pemilik toko kelontong di Pasar Tambak, Untung, Minggu (7/10).
Menurut dia, meski harga telur mulai mahal, stok telur sudah terjual separuh. Dari enam boks telur, masing-masing sepuluh kilogram, sudah habis tiga boks.
Mayoritas konsumen yang membeli telur adalah pemilik usaha dengan komposisi bahan telur seperti pedangang roti atau kue. Sedangkan konsumen rumah tangga untuk konsumsi pribadi relatif sedikit.
Dia memprediksikan harga telur bakal terus naik. Bahkan hingga Januari tahun 2019 mendatang. Sebab pada akhir tahun dan awal tahun permintaan telur meningkat.
"Bulan 12 dan bulan 1, ada perayaan Natal, tahun baru lalu Imlek. Kebutuhan telur tinggi untuk pedagang roti. Biasanya kondisinya seperti itu," ujar Untung.
Menurut dia, prediksi kenaikan harga telur pada bulan-bulan mendatang terkait dengan adanya pengalihan Beras Sejahtera (Rastra) ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Adanya BPNT berimbas pada pemenuhan kebutuhan telur penerima bantuan.
Pedagang sembako di Pasar Sumpiuh, Siti mengatakan, harga telur sudah mencapai Rp 22 ribu. Harga naik Rp 4 ribu dari harga terendah Rp 18 ribu. "Hukum ekonomi, permintaan bertambah harga naik. Tapi pasokan telur aman, selalu ada di pemasok," ujar Siti. (fij)