KEBUMEN - Historical Study Trips (HST) kembali menggelar kegiatan study trip sesi ke-14. Ini dengan mengambil tema: "Melintas Batas Ruang Sakralitas". Tema kali berbeda dari tema-tema sebelumnya yang lebih menekankan pada penelusuran sejarah sebuah obyek bangunan di sudut kota/desa.
Pada sesi ke-13 dilaksanakan dengan tema, "Kala Masa Jaya Genteng Sokka" memfokuskan pada dinamika sosial ekonomi industri genteng milik Aboengamar dan keluarga yang memasok kebutuhan seantero Jawa dan memahami keberadaan bangunan lawas di sekitar pabrik.
Founder wisata sejarah Historical Study Trips Teguh Hindarto menyampaikan tema kali ini mengangkat tema moderasi beragama. Tema ini dipilih dengan dua tujuan. Pertama mengajak peserta memahami keragaman religius di sekelilingnya yang diwakili dengan keberadaan ruang sakralitas yang sarat simbol-simbol keilahian dan kemanusiaan.
"Ruang-ruang sakralitas tersebut diwakili oleh enam lokasi yang dipilih dalam study trip kali ini yaitu Masjid Sakatunggal (Islam), Gereja Katolik Paroki Santo Mikael (Kristen Katolik), Klenteng Hok Tek Bio (Tri Dharma), Gereja Kristen Jawa Gombong (Kristen Protestan), Sanggar Meditasi Winomartani (Aliran Kepercayaan), Vihara Tirta Dharma Loka (Budha)," katanya.
Toleransi, lanjutnya, tidak hanya dibangun melalui berbagai kegiatan seremoni yang bersifat formal dan top down melainkan melalui kegiatan yang bersifat informal dan bottom up.
Salah satunya melalui kegiatan wisata sejarah bertema melintas batas kepercayaan dengan menyambangi berbagai rumah ibadah.
"Peserta bisa melihat lebih dekat simbol-simbol kepercayaan masing-masing agama dan berinteraksi dengan para pemeluk agama dalam suasana yang lebih santai," tuturnya, Rabu (6/8).
Adapun tujuan kedua dari tema yang dipilih kali ini adalah mengajak peserta memahami nilai historis dan cagar budaya bangunan-bangunan keagamaan yang turut memperkaya landskap kota. (mam)