BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID – Lebih dari sekadar tradisi, Festival Bedug Sokaraja ke-11 yang digelar di Desa Banjaranyar menjadi panggung kebangkitan budaya lokal.
Acara yang dimulai Jumat (20/6) malam tak hanya menyuguhkan pertunjukan seni bedug. Tetapi juga memperkuat identitas Sokaraja sebagai sentra budaya Banyumas.
Festival yang dibuka secara resmi oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, diwakili Kabag Kesra Wakhyono. Turut dihadiri Camat Sokaraja Jakarta Tisam, Kades Banjaranyar Karseno, Danramil 04 Sokaraja, Kapolsek Sokaraja, dan para kepala desa se-Kecamatan Sokaraja.
Camat Sokaraja, Jakarta Tisam, mengatakan festival tahun ini berlangsung tiga hari hingga Minggu (22/6).
BACA JUGA:Bedug asal Keniten Banyak Pesanan Dari Luar Kota
Setiap malam, enam tim dari enam desa tampil bergiliran di atas panggung, menyajikan kreativitas dalam memadukan bedug dan seni pertunjukan.
“Total 18 desa ikut serta. Kami bagi menjadi tiga zona, timur, tengah, dan barat. Penilaian dilakukan langsung oleh budayawan dan perwakilan Dinporabudpar,” ungkapnya.
Masing-masing tim diberikan waktu tampil selama 15 menit. Hasil penilaian juri langsung diumumkan setiap malam, memberi transparansi sekaligus membangun antusiasme warga yang hadir.
“Tahun ini giliran Banjaranyar yang jadi tuan rumah. Tahun lalu dilaksanakan di Desa Kedondong,” jelas Jakarta.
BACA JUGA:Pasca Pandemi, Perajin Bedug Keniten Mulai Dibanjiri Pesanan
Festival ini bukan hal baru bagi warga Sokaraja. Sejak pertama digelar di Jalan Jenderal Sudirman, ajang ini telah berpindah-pindah lokasi.
Dari Jalan Suparjo Rustam, Pasar Sokaraja, Lapangan Sriwijaya, Jatayu, hingga terakhir di Lapangan Kedondong.
Tahun ini, Festival Bedug Sokaraja mengangkat tema Batik Najendra Batara Sokaraja, yang memadukan semangat pelestarian budaya lokal dengan simbol khas Sokaraja, batik dan bedug.
Dengan ribuan warga memadati lokasi setiap malam, festival ini menjadi ruang ekspresi kolektif yang memperkuat kebersamaan antar desa.
BACA JUGA:Ngabuburit, Indonesian Drummer Majenang (IDM) Tabuh Bedug dan Drum
Festival bedug kini bukan sekadar tontonan, tetapi juga cara masyarakat Sokaraja merawat warisan dan merayakan identitas. (yda)