Layanan Kesehatan Langka, Dokter Spesialis Turun Langsung ke Desa Sambong

Jumat 23-05-2025,13:25 WIB
Reporter : Pujud Andriastanto
Editor : Susi Dwi Apriani

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Akses kesehatan menjadi tantangan utama bagi warga di Desa Sambong, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara. Jarak dan keterbatasan fasilitas membuat banyak dari mereka tak terlayani dengan layak. Namun pekan ini, situasi berubah. Sebanyak 235 warga mendapatkan layanan medis secara cuma-cuma dalam program bakti sosial kesehatan bertajuk Speling dan Sapa Sehati yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Banjarnegara.

Program ini menjadi bagian dari 100 hari kerja Gubernur dan Bupati, dengan menyasar wilayah yang selama ini minim jangkauan fasilitas medis.

“Ini bukan soal angka, tapi tentang bagaimana kami bisa menjangkau mereka yang paling sulit dijangkau. Sebanyak 235 warga mendapat layanan kesehatan hari ini, termasuk dari dokter spesialis,” ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, Ery Rosita, Kamis (22/5/2025).

Dinas Kesehatan Banjarnegara mengerahkan tenaga medis dari dua rumah sakit besar yakni RS Margono Soekarjo Purwokerto dan RSI Banjarnegara. Di antaranya terdapat dokter spesialis kandungan, penyakit dalam, kejiwaan, dan anak.

BACA JUGA:Dieng Resmi Jadi Geopark Nasional, Banjarnegara Buka Peluang Ekowisata Baru

“Untuk kunjungan spesialis: ada 22 pasien kandungan, 25 pasien penyakit dalam, 4 pasien jiwa, dan 8 pasien anak. Kami juga mendatangi lima warga dalam program Sapa Sehati karena kondisi mereka tak memungkinkan datang ke lokasi,” jelas Ery.

Salah satu warga, Marni (62), mengaku senang akhirnya bisa diperiksa dokter spesialis tanpa harus ke Purwokerto. “Biasanya harus sewa mobil untuk ke rumah sakit besar, itu pun belum tentu dapat antrean. Ini lebih mudah dan murah malah gratis,” katanya.

Kehadiran layanan kesehatan langsung ke desa-desa dinilai sebagai solusi konkret bagi kelompok rentan, terutama lansia dan warga dengan keterbatasan mobilitas.

“Program Sapa Sehati bukan hanya layanan medis, tapi bentuk empati. Negara harus hadir langsung ke tengah masyarakat, terutama mereka yang selama ini merasa ditinggalkan,” kata Sekda Banjarnegara, Indarto, saat meninjau kegiatan.

Ia juga menegaskan pentingnya pendekatan humanis dalam layanan publik. “Ini bukan sekadar pengobatan. Ini soal pengabdian dan kepedulian. ASN, terutama tenaga kesehatan, harus melayani sebagaimana mereka juga ingin dilayani. Tidak boleh dengan wajah muram atau setengah hati,” tambahnya.

Program ini mendapat antusiasme tinggi dari warga. Selain layanan pemeriksaan, warga juga mendapatkan edukasi tentang pola hidup sehat dan informasi cara penanganan awal penyakit ringan yang umum terjadi di daerah terpencil. (jud)

Kategori :