Ada juga hard OLED yang sebenernya masih satu keluarga sama Soft OLED. Bedanya, dia nggak bisa dilipat atau dibengkokin karena pakai bahan dasar kaca. Jadi bentuknya kaku, nggak fleksibel.
BACA JUGA:Samsung Galaxy S25 Edge Segera Hadir, Simak Spesifikasi dan Keunggulannya
Tapi soal tampilan? Nggak kalah ciamik. Warna-warna yang dihasilkan tetap hidup, tajam, dan punya tingkat kontras yang oke banget.
Bahkan, banyak HP kelas menengah yang sekarang udah berani pake panel Hard OLED buat ningkatin tampilan mereka.
Jadi kalau kamu pengen visual yang mantap tanpa harus jual ginjal, layar ini bisa banget jadi pilihan.
Satu hal yang bikin Hard OLED menarik: dia nyediain pengalaman visual ala flagship, tapi di harga yang masih manusiawi.
BACA JUGA:Realme 14 5G Resmi Dirilis! Punya Baterai 6000mAh Cocok untuk Main Game
BACA JUGA:iPhone 16e Harganya Rp12 Juta, Tapi Kalah Sama Android Rp2 Jutaan Ini
Dan karena dia pakai kaca, tampilannya bisa lebih jernih dan halus. Tapi ya tentu aja, ada minusnya juga seperti:
- Lebih rapuh karena materialnya kaca, gampang pecah kalau jatuh.
- Desainnya terbatas, nggak bisa dibuat melengkung kayak Soft OLED.
- Burn-in masih bisa kejadian, walaupun risikonya nggak setinggi saudaranya yang lentur.
Meskipun sekarang banyak HP yang udah beralih ke OLED, LCD masih belum pensiun. Bahkan masih jadi andalan di banyak HP entry-level sampai mid-range.
Alasannya simpel: murah, tangguh, dan udah terbukti bertahun-tahun jadi standar layar.
BACA JUGA:Teknologi Masa Depan di Genggaman, Kenapa Flip Phone Makin Diminati?
BACA JUGA:Moto Stylus 6 2025, Ponsel Keren dengan Kamera 50MP dan Fitur Stylus yang Membantu Kreativitas
LCD (Liquid Crystal Display) punya cara kerja beda sama OLED. Dia pakai backlight alias lampu latar buat nerangin semua piksel.
Makanya warna hitam di LCD nggak bisa sepekat OLED, karena cahaya dari belakang tetap tembus.