AJIBARANG-Mengantisipasi berkembangnya faham dan gerakan radikalisme di berbagai kehidupan masyarakat, Gerakan Muda NU (GMNU) Ajibarang bisa lebih peka dalam mengidentifikasi faham tersebut dengan meningkatkan pengetahuan keagamaan dan umum. Hal itu disampaikan oleh pengajar Ilmu Politik Unsoed Purwokerto Luthfi Makhasin PhD dalam sarahsehan dengan tema Penguatan Aswaja untuk Menangkal Radikalisme demi Keutuhan NKRI pada Senin (24/4) di Pendopo Kecamatan Ajibarang.
Menurut Luthfi, radikalisme berawal dari netralitas kemudian dipahami sebagai sikap, pandangan yang tidak terima dengan kondisi yang ada kemudian merubahnya dengan cepat. Namun, radikalisme tersebut tidak untuk ditakuti, tetapi harus diwaspadai.
"Ada tiga jenis radikalisme yang harus dipahami oleh GMNU yaitu radikalisme keagamaan, politik dan radikalisme dari sisi sikap dan tindakan kekerasan atau berbasis kekerasan. Radikalisme tersebut harus diketahui dan diwaspadai sehingga warga terutama GMNU bisa mengantisipasi supaya tidak berkembang,"jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan Pusat Fatayat NU yang juga anggota DPR RI, Siti Mukaromah yang hadir dalam kegiatan tersebut mengajak seluruh warga Nahdliyin terutama generasi muda NU untuk senantiasa berkhidmat untuk bangsa dan negara Indonesia. "Generasi muda didorong untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan dengan belajar kepada para ulama yang keilmuannya dapat dipertanggungjawabkan,"tegasnya.
Sebelum sarahsehan dilaksanakan, di lokasi yang sama juga dilaksanakan istighosah sekaligus apel kesetiaan NKRI yang diikuti oleh ribuan generasi muda NU dari badan otonom NU mulai dari GP Ansor, Fatayat, Banser, Fatser, IPNU-IPPNU, Pagar nusa, kader penggerak NU. Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut Camat Ajibarang, Eko Heru Surono beserta jajaran Muspika Ajibarang. (gus/bdg)