Lanjut, biaya operasional BLUD UPT Lokawisata Baturraden, yang mencapai Rp 10 - 11 miliar per tahunnya juga menurutnya besar. Menurutnya, dengan operasional yang besar itu mestinya diikuti dengan perfoma yang menjanjikan dan bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah.
BACA JUGA:Pengunjung Objek Wisata BLUD Turun 9 Persen
BACA JUGA:BLUD Banyumas Target 8.000 Pengunjung Menara Teratai Saat Perayaan Malam Tahun Baru 2025
"Dengan biaya kerja yang besar, hasilnya juga besar, tetapi faktanya saat ini tidak demikian. BLUD UPT Lokawisata Baturraden belum juga menunjukkan performa yang menjanjikan," kata politisi PKB itu.
Ia menuturkan, kinerja BLUD UPT Lokawisata Baturraden mesti dievaluasi secara meyeluruh. Saat ini beban keuangan pemerintah daerah Kabupaten Banyumas sangat berat. Salah satunya, karena mesti mengangsur hutang PEN.
"Harapannya kan dengan adanya BLUD bisa mengelola potensi wisata yang ada dengan baik, yang kemudian bisa digunakan untuk membayar hutang PEN," paparnya.
Lanjut, dengan melihat kinerja BLUD UPT Lokawisata Baturraden sejauh ini pihaknya kecewa. Operasional besar, tapi hasilnya ambyar. (alw/res)