Debit Sungai Serayu Capai Rekor

Kamis 09-06-2016,11:42 WIB

PURWOKERTO - Debit Sungai Serayu mencapai rekor tertinggi, 1.844 meter kubik per detiknya, pada Rabu (8/6) kemarin sekitar pukul 10.00. Angka tersebut merupakan angka tertinggi jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai catatan, tahun 2015 lalu, debit air Sungai Serayu sempat mencapai 1.690 meter kubik per detik. Kasi Operasional Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Citanduy, Arief Sugiarto mengatakan kenaikan debit air Sungai Serayu sudah mulai terjadi sejak pukul 03.00 dini hari. Debit air terus meningkat hingga pukul 10 sampai 11 siang. Diakui Arief Sugiarto, debit air Serayu tersebut merupakan yang tertinggi selama ini. Peningkatannya bahkan lebih dari 400 persen dari debit normal. Dari data yang ada di PSDA Serayu Citanduy, debit normal Sungai Serayu per harinya hanya sekitar 423 meter kubik per detik. "Itu disebabkan karena hujan yang mengguyur sejak malam hari. Bahkan sampai Rabu pagi, beberapa daerah masih hujan. Kita langsung melakukan pemantauan, dan melakukan antisipasi dengan membuka delapan pintu air di Bendung Gerak Serayu," katanya. Arief menambahkan, hingga Rabu siang kemarin, peningkatan debit air Sungai Serayu tidak terlalu berdampak di wilayah Kabupaten Banyumas, termasuk daerah irigasi yang dilewati oleh aliran Sungai Serayu. "Namun kita masih khawatirkan peningkatan debit ini berdampak pada pompa air kita yang ada di Wlahar. Namun dari pantauan terakhir, sejauh ini masih aman," jelasnya. Terkait kejadian tersebut, dia mengimbau masyarakat yang berada di sepanjang aliran sungai, untuk tetap waspada, terutama saat terjadi hujan seperti kemarin malam. Pasalnya, di beberapa daerah seperti Purbalingga dan Banjarnegara sejauh ini cukup berdampak. Lebih lanjut, berdasarkan indikator yang ada, elevasi Sungai Serayu yang terjadi kemarin, masuk dalam kategori "Awas", mengingat ketinggian air sebelum melewati pintu air (up stream), mencapai 11,80 meter. Sedangkan down steam tingkat elevasi di bedung gerak mencapai 9,90 meter. "Meski sudah tidak hujan lagi, kita akan tetap melakukan pengukuran dan pemantauan berkala, karena kita belum mendapat laporan resmi dari BMKG, mengenai intensitas curah hujan yang ada di sepanjang hulu Sungai Serayu," jelasnya. Sementara itu, naiknya debit air Serayu membuat warga was-was. Seperti Desa Rawalo dan Tambaknegara. Mereka khawatir air sungai meluap. Salah satu warga Tambaknegara Sumini (42) mengatakan, sejak hujan turun Selasa sore sampai Rabu pagi, warga Tambaknegara yang bermukim di dekat aliran sungai Serayu sudah bersiap. Warga khawatir debit air makin besar dan bisa menyebabkan banjir. "Aliran airya sangat besar, warga khawatir jika terjadi banjir. Walaupun sampai hari ini tidak ada kejadian yang ditakutkan, namun warga tetap was-was. Apalagi semalam hujannya tidak berhenti sampai pagi hari,"katanya. Selama satu malam, warga banyak yang ronda untuk mengantisipasi jika air meluap saat warga yang sedang tidur. Selain itu, warga juga berkoordinasi dengan pihak RT, RW dan Pemerintah Desa supaya jika ada kejadian banjir warga bisa cepat mengungsi. "Kami berharap tidak ada kejadian banjir di wilayah kami. Saat ini air sudah surut tetapi kami merasa khawatir jika hujan kembali datang, terutama di wilayah hulu,"harapnya. Sementara itu, Kasi Trantib Rawalo Tugino mengatakan, daerah rawan banjir di Rawalo ada di Desa Tambaknegara, Rawalo dan Losari. Ia menghimbau warga untuk tetap waspada. (gus/bay)

Tags :
Kategori :

Terkait