UMKM Siap Hadapi Tantangan VUKA Melalui Strategi Inovatif di Konferensi Global

Rabu 23-10-2024,19:33 WIB
Reporter : Laily Media Yuliana
Editor : Laily Media Yuliana

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), menyelenggarakan International Conference Sustainable Competitive Advantage (SCA), Rabu 23 Oktober 2024 di Aston Purwokerto.

Kegiatan tersebut diikuti 250 peserta dari perwakilan Bank Indonesia, ISEI Purwokerto, ASPIKMAS, HIPMI BPC Banyumas, HIPMI Institute, OJK, peserta Call For Paper, serta mahasiswa yang terlibat dalam program MBKM.

Kegiatan tahunan yang ke-14 ini, mengusung tema Adapt, Innovate, Thrive: Essential SME Strategies to Navigate the VUKA Landscape. Di mana mencerminkan realitas mendesak yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil, dan Menengah (UMKM) di ekonomi global saat ini.

Istilah Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (VUKA) ini menggambarkan lingkungan bisnis saat ini.

"Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat ini, tantangan bagi UMKM menjadi semakin kompleks dan dinamis," ujar Ketua Panitia, Prof Dr Sri Lestari, SE, MSi.

Menurutnya, di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat ini, tantangan bagi UMKM menjadi semakin kompleks dan dinamis. Melalui inovasi, bisa menjadi menonjol di tengah ketidakpastian, dan melalui tindakan strategis, bisa memastikan bahwa UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di lingkungan bisnis yang dinamis ini.

"Acara ini tidak berhenti di sini, kami melanjutkan inisiatif ini dengan Call For Paper, dan telah menerima 125 artikel berkualitas tinggi dari berbagai lembaga, baik domestik maupun internasional, seperti YUNTECH Taiwan, Universitas Teikyo, dan Universiti Kuala Lumpur Malaysia," papar Sri Lestari.

Sementara itu, Dekan FEB Unsoed, Prof Wiwiek Rabiatul Adawiyah, PhD mengharapkan, hasil dari riset yang disimenisasi di kegiatan ini bisa memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM.

Sesuai dengan tema kegiatan ini permasalahannya sangat dinamis. Apalagi di era ketidakstabilan di berbagai aspek yang kompleks. Sementara SNI di Indonesia banyak keterbatasan, baik di kecepatan belajar dan sumber daya.

"Kita mencoba terobosan buat strategi-strategi yang adaptable bisa diimplementasi oleh UMKM," katanya.

Dia menyontohkan, cukup mendorong UMKM untuk eksplorasi peluang. Kemudian dalam waktu bersamaan dilakukan ekploitasi. Dan diharapkan pula bisa membantu menyelesaikan masalah di level UMKM tatanan praktis.

"Untuk pemerintah bisa jadi referensi bagi kebijakan, untuk pembinaan ke depan," harapnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Christoveny (Veny) menambahkan, BI sebagai salah satu otoritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Salah satunya UMKM sebagai motor penggerak ekonomi.

"Hampir lebih dari 60 persen penggerak ekonomi di BI kontribusi oleh sektor UMKM," paparnya.

Menurutnya, sektor-sektor terkait harus bisa mendorong UMKM untuk meningkatkan kualitas internasional, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk di pasar global.

Kategori :