PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Sejumlah desa di Kabupaten Purbalingga masih mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Meski, siaga darurat bencana kekeringan dan karhutla (kebakaran hutan dan lahan, red), sudah usai sejak 20 Oktober 2024 lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga Prayitno, Senin, 21 Oktober 2024.
"Meski sudah melewati siaga darurat bencana. Karena ada permintaan air tetap kita cukupi dengan skala prioritas," katanya kepada Radarmas.
Dia menjelaskan, Siaga darurat bencana kekeringan dan karhutla mulai 20 Juni 2024 hingga 20 Oktober 2024.
BACA JUGA:Akhir Oktober Ada Potensi Rob, BPBD Lakukan Antisipasi
BACA JUGA:Sumur Warga Masih Kering, BPBD Purbalingga Masih Distribusi Air Bersih
"Harapannya setelah tanggal 20 Oktober (2024) sudah tidak ada kekeringan. Karena prediksi BMKG sudah hujan pada bulan September dasarian ke 3," jelasnya.
Namun, kenyataanya hujan turun belum merata. Sehingga, masih ada sejumlah daerah yang masih mengalami kekeringan.
"Siaga darurat kekeringan sudah sampai tanggal 20 Oktober 2024. Tapi ada desa yang masih kesulitan air," ujarnya.
Dia mencontohkan, masih ada desa yang mengajukan bantuan air bersih, salah satunya adalah Desa Pandansari, Kecamatan Kejobong.
BACA JUGA:Hujan Mulai Turun, BPBD Purbalingga Masih Droping Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
BACA JUGA:BPBD Purbalingga Kembali Distribusikan Air Bersih, Dua Desa Tambahan Terdampak Kekeringan
Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Purbalingga, jumlah total distribusi air bersih di sebanyak 397 tanki atau setara dengan 1,885 juta liter.
"Sejumlah distribusi air bersih tersebut diterima oleh 5.650 KK atau sebanyak 18.674 Jiwa, yang tersebar di 21 Desa di 10 Kecamatan," lanjutnya.
Bantuan air bersih tersebut berasal dari sumber anggaran APBD Kabupaten Purbalingga berupa anggaran di BPBD Purbalingga sebanyak 195 tangki dan DSP BNPB 151 tangki.