ITBMP MI Istiqomah Sambas, Pelatihan Penyusunan Media dan Bahan Ajar Inovatif Berbasis Kearifan Lokal

Selasa 22-10-2024,09:41 WIB
Reporter : Yudhis Fajar
Editor : Yudhis Fajar

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Dimulai pada tanggal 24 Agustus 2024, dalam rangka peningkatan kapasitas dan kompetensi guru dalam bidang penyusunan media dan bahan ajar inovatif, Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga (ITBMP) melalui tim dosen pengabdian masyarakat menyelenggarakan program pelatihan di MI Istiqomah Sambas Purbalingga. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh tim dosen ITBMP yang terdiri Doni Uji Windiatmoko selaku ketua tim bersama Riyan Dwi Yulian Prakoso sebagai anggota 1 dan Luftfannisa Afif Nabila sebagai anggota 2. Pelatihan ini merupakan wujud implementasi dari hibah yang diterima oleh tim dosen ITBMP dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) dengan ruang lingkup Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PMP) dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pendanaan pada Tahun Anggaran 2024. Program pengabdian masyarakat itu direncanakan dari bulan Agustus hingga Oktober 2024. 

Mitra merupakan madrasah ibtidaiyah yang terletak di Jalan AW Sumarmo, Kembaran Kulon, Purbalingga dan termasuk madrasah favorit dengan jumlah siswa sebanyak 1.562 anak. Latar belakang adanya pelatihan tersebut bermula dari hasil interviu antara tim dosen ITBMP dengan kepala madrasah yaitu Ibu Tri Asih Yulianingrum. Bu Ningrum, panggilan akrabnya, menyampaikan bahwa pengajaran di kelas selama ini menggunakan buku teks baik cetak maupun digital dan buku ringkasan yang dibuat guru. 

“Selama ini guru membuat buku ringkasan. Itu sebagai pendamping sumber belajar anak-anak selain buku teks yang sudah dibagikan.” ujar Bu Ningrum. 

Dalam wawancara itu juga, dosen pengabdi menanyakan terkait bahan ajar dan media ajar yang terintegrasi dengan kearifan lokal Purbalingga guna memoderasi tiga dosa pendidikan. 

“Untuk bahan ajar guru dan medianya belum terdapat kearifan lokal Purbalingga. Untuk mencegah tiga dosa pendidikan itu pun belum dimasukkan. Guru pada umumnya membuat powerpoint sesuai materi ajarnya. Dari segi teknologi, seperti ChatGPT belum banyak guru yang memahami. “ jawab Bu Ningrum. 

Pengabdian masyarakat itu bertujuan untuk memberikan pelatihan dan keterampilan kepada mitra khususnya lima guru kelas III dan lima guru kelas IV di MII Sambas agar mahir membuat media dan bahan ajar inovatif. Bentuk inovasinya berupa integrasi antara kearifan lokal Purbalingga, perangkat artificial intelligence, dan dimaksudkan untuk memoderasi tiga dosa pendidikan. 

Kearifan lokal yang dimaksud mencakupi bidang kuliner, sejarah Purbalingga, peninggalan sejarah, tokoh nasional, dan folklor. Nilai-nilai kearifan lokal itulah yang dijadikan bahan analisis bagi guru agar diintegrasikan ke dalam bahan ajarnya. Sementara, perangkat AI-nya, tim dosen pengabdi memperkenalkan sekaligus membelajarkan tentang ChatGPT, Perplexity, Bing Image Generator, dan Scratch. Keempat perangkat AI tersebut difungsikan sebagai alat dalam membuat bahan dan media ajar inovatif sebagaimana topik pengabdian. Tiga dosa pendidikan yang dimaksud ialah perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual. Jadi, bahan ajar inovatif dimaksudkan untuk memoderasi tiga dosa pendidikan setelah guru menambahkan unsur-unsur kearifan lokal Purbalingga dengan bantuan perangkat AI. 

Bentuk kegiatan program ini meliputi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monev, dan keberlanjutan program. Target dari kegiatan pengabdian masyarakat ini ialah setiap peserta menghasilkanan dua bahan ajar dan dua media ajar inovatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Modul ajar yang telah dibuat dan dikembangkan melalui intervensi perangkat AI serta difungsikan sebagai langkah preventif dalam rangka memoderasi tiga dosa pendidikan. Kearifan lokal Purbalingga diambil nilai-nilai luhur sebagai konten ajar alternatif agar siswa sadar budaya dan mau melestarikannya.  

Pengabdian masyarakat itu merupakan program kemitraan antara perguruan tinggi dengan masyarakat dalam hal ini madrasah yang memiliki peran masing-masing. Perguruan tinggi bertindak sebagai perumus dan pemecah masalah sedangkan madrasah sebagai mitra pelaksanaan pengabdian. Kolaborasi ini sebagai wujud interaktif yang menandakan bahwa pihak kampus ITBMP dapat menjadi partner atau fasilitator bagi mitra, MII Sambas agar permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dan mampu menjalin sinergitas lainnya yang saling membawa pengaruh positif. 

Kategori :