PURBALINGGA,RADARBANYUMAS.CO.ID - Harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di Kabupaten Purbalingga, hingga akhir September kemarin stabil.Tak ada lonjakan harga yang ekstrem terjadi pada komoditas di sejumlah pasar.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga Wasis Pambudi, Kamis 3 Oktober 2024 menjelaskan, hasil pemantauan di Pasar Segamas Purbalingga menunjukkan harga barang kebutuhan pokok masih aman dan tidak mengalami perubahan yang signifikan.
"Untuk harga saat ini cukup stabil. Misalnya, cabai rawit, cabai merah, dan cabai hijau, selisih harganya hanya antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500, dan semuanya masih di bawah Rp 40 ribu. Tidak ada perubahan harga yang terlalu ekstrem," jelasnya usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring.
Menurutnya, kondisi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengendalikan inflasi di tingkat nasional. semuanya masih di bawah Rp40 ribu. Tidak ada perubahan harga yang terlalu ekstrem," jelas Wasis usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring pada Rabu (2/10/2024).
BACA JUGA:Sempat Naik, Harga Sejumlah Komoditas Sembako Mulai Turun
BACA JUGA:Harga Cabai Rawit Merah di Purbalingga Terus Merangkak Naik
Rapat Koordinasi tersebut dipimpin oleh Plt Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir. Dalam arahannya, Tomsi menekankan pentingnya tindakan konkret di lapangan dalam pengendalian inflasi di tiap daerah. "Koordinasi antara daerah dan kementerian terkait harus dilakukan secara optimal untuk memastikan stabilitas harga terus terjaga," ujarnya.
Pemkab Purbalingga melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus berkomitmen menjaga stabilitas harga. Diantaranya berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya nasional dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan nasional, terjadi penurunan harga atau deflasi secara month-to-month. Kondisi itu dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi juga turut berperan dalam penurunan inflasi, dengan harga BBM menyesuaikan harga minyak internasional," jelasnya.
BACA JUGA:Harga Komoditas Cabai di Purbalingga Naik, Telur dan Bawang Turun
BACA JUGA:Harga Telur Ayam di Purbalingga Naik, Cabai Rawit Merah Turun
Lebih lanjut dikatakan, bulan September 2024 kemarin, terjadi penurunan harga BBM jenis Pertamax yang menyumbang deflasi sebesar -0,04%,".
Deputi III Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, turut memaparkan perkembangan harga minyak goreng dan bahan pangan lainnya di tingkat daerah. Disparitas harga minyak tercatat rendah, dengan rata-rata sebesar 4,48%.
Sementara itu, harga beras medium mencatat disparitas sebesar 13,98%, dengan beberapa daerah mengalami kenaikan, penurunan, atau stabilitas harga, tergantung pada pasokan lokal. Di sisi lain, bawang merah menunjukkan disparitas harga yang lebih tinggi, yakni sebesar 26,40%.