PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas, memprioritaskan penanganan Rumah Tidak Layak Huni untuk kemiskinan ekstrem tuntas tabun ini. Sampai dengan saat ini, sebanyak 947 unit RTLH untuk penanganan kemiskinan ekstrem sudah rampung, dari total jumlah 1.217 unit RTLH.
"Sisanya kita tuntaskan di perubahan ini. Tahun ini total kita bangun RTLH itu, 1.843. Dari jumlah itu 1.217 itu RTLH untuk penanganan kemiskinan ekstrem," kata Kepala Bidang Pengembangan Perumahan Nur Hadi Kurniawan.
Ia menuturkan, di tahun ini pemerintah daerah mentargetkan Kabupaten Banyumas bisa bebas dari label kemiskinan ekstrem. Salah satu upaya yang didorong adalah dengan fokus pada penanganan RTLH.
"Setelah rumah layak, kami harap kesejahteraan penghuni bisa meningkat," jelasnya.
BACA JUGA:69 Stan Ikuti Pesta Property Expo 2024 Peringati Hari Perumahan Nasional
Menurutnya, rumah yang layak menjadi salah satu faktor penentu bagi sebuah keluarga untuk bisa berdaya. Selama ini ia menjelaskan, mayoritas penerima program RTLH banyak mengeluarkan dana untuk bisa memperbaiki rumah tapi tidak secara permanen.
"Pengeluaran paling besar penerima RTLH adalah untuk urusan rumah tangga. Ketika RTLH dia konsentrasi untuk perbaikan atap, dinding, dan lantai diperbaiki tapi tidak permanen jadi rusak lagi dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit," tuturnya.
Lanjut, pihaknya tahun ini mengalokasikan Rp 21,3 miliar untuk penanganan RTLH termasuk untuk penanganan RTLH kemiskinan ekstrem.
"Sebarannya seluruh Banyumas. Paling banyak di daerah Watu Agung Tambak 35 unit, Karangendep Kecamatan Patikraja 50 unit, Selanegara, Sumpiuh 58 unit. Sisanya rata rata sekitatar 10 unit untuk setiap wilayah di Kabupaten Banyumas," paparnya.
BACA JUGA:Gelombang Tinggi Masih Berpotensi Terjadi di Cilacap, Masyarakat Pesisir Diminta Waspada
Untuk penerima RTLH kemiskinan esktrem ia sebut, adalah masyarakat miskin dengan kondisi rumah belum layak. Dinding belum permanen, lantai masih tanah, dan atapnya membahayakan, rapuh juga bocor.
"Setiap penerima RTLH menerima Rp 15 juta dengan rincian Rp 12 juta untuk material dan Rp 3 juta untuk membayar tukang," pungkasnya. (res)