PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Penutupan sementara pendakian di Gunung Slamet masih berlangsung. Saat ini jarak larangan justru diperluas dari 2 kilometer menjadi 3 kilometer. Karena aktivitas Vulkanologi mengalami peningkatan dari hasil pemantauan pada Kamis 16 Mei 2024.
Seperti dalam rilis Badan Geologi Kementerian Sumber Daya Mineral pada Jumat 17 Mei 2024. Dalam rilis itu direkomendasikan untuk dilakukan perubahan/perluasan jarak larangan aktivitas wisatawan/warga sekitar.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc mengingatkan, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih tinggi.
Potensi ancaman bahaya Gunung Slamet saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak di dalam radius 3 kilometer.
BACA JUGA:Pemeliharaan Rutin Kerusakan Jalan Kabupaten Disiapkan Rp 12 M
BACA JUGA:90 Orang PPK Terpilih Dilantik, KPU Kebut Tahapan Pilkada
"Hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga 16 Mei 2024 serta potensi ancaman bahayanya, aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih berada pada Level II (waspada) dengan sejumlah rekomendasi. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak berada/beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.
“Pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi kegiatan Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” terangnya.
Masyarakat di sekitar Gunung Slamet diharap tenang tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan agar mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten.
BACA JUGA:Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Terus Meningkat, Larangan Aktivitas Warga Diperluas
BACA JUGA:Pasar Tradisional Karangkobar Banjarnegara Kebakaran
Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.
“Masyarakat maupun BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Slamet setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia,” tambahnya.
Seperti diketahui, jalur pendakian Gunung Slamet ditutup mulai Senin 13 Mei 2024 lalu. Kebijakan ini diambil menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tersebut. Saat ini status Gunung Slamet berada di level II atau waspada. (amr)