Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan empatik dari orang tua dalam mendidik anak, dengan mengutamakan komunikasi terbuka dan memberikan contoh yang baik sebagai bentuk pembelajaran.
3. Kurangnya Batasan dalam Penggunaan Layar
Kurangnya batasan dalam penggunaan layar merupakan salah satu pola asuh yang membahayakan kesehatan mental anak. Di era digital saat ini, anak-anak rentan terpapar oleh berbagai perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan komputer.
Tanpa batasan yang jelas, anak cenderung menghabiskan waktu yang berlebihan di depan layar, yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka. Paparan yang berlebihan terhadap konten digital dapat menyebabkan gangguan tidur, menurunkan kualitas interaksi sosial, dan bahkan meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi pada anak-anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menetapkan batasan yang sehat terkait penggunaan layar dan mengawasi aktivitas online anak secara aktif demi menjaga kesehatan mental dan perkembangan mereka secara menyeluruh.
BACA JUGA:6 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Pertama
BACA JUGA:Dampak Buruk Keluarga Broken Home yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak
4. Kurangnya Pemahaman terhadap Masalah Mental Anak
Orang tua seringkali lebih memperhatikan kebutuhan fisik dan prestasi akademis anak mereka, sering kali mengabaikan kesehatan mental. Mereka lupa bahwa anak-anak juga dapat mengalami stres dan masalah mental yang serupa dengan yang dialami oleh orang tua mereka.
Kurangnya dukungan emosional dan pemahaman terhadap masalah mental anak dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan tidak didengar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesejahteraan mental anak mereka serta memberikan dukungan emosional yang cukup demi menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.
5. Ketidakmampuan untuk Mengatasi Konflik dengan Baik
Orang tua yang kurang terampil dalam menangani konflik dengan baik cenderung menciptakan lingkungan rumah yang tidak stabil dan penuh dengan ketegangan. Ketika konflik sering terjadi di depan anak-anak, hal ini dapat membuat mereka merasa cemas dan tidak aman.
Bahkan, kondisi ini bisa memicu perkembangan masalah perilaku yang lebih serius di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk belajar keterampilan dalam menyelesaikan konflik secara efektif agar dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung perkembangan anak-anak secara positif.
Dengan mengenali dan memahami kelima pola asuh yang membahayakan kesehatan mental anak, kita sebagai orang tua dapat lebih berhati-hati dalam mendidik dan memberikan dukungan yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita. (amp)