Festival Kentongan Banyumas: Membentang Harmoni, Menjaga Tradisi
--
PURWOKERTO, Ribuan pasang mata tumpah ruah di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto. Mereka bukan hanya sekadar menyaksikan, melainkan menjadi bagian dari lautan manusia yang merayakan budaya lokal. Dentuman irama kentongan yang khas bersahut-sahutan, memadukan semangat tradisional dengan sentuhan modern yang memikat.
Itulah Festival Kentongan Banyumas, sebuah perayaan budaya tahunan yang bukan hanya sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah manifestasi nyata dari keguyuban dan semangat gotong royong masyarakat Banyumas.
Festival Kentongan Banyumas adalah sebuah ajang kompetisi seni musik tradisional kentongan yang diadakan setiap tahun di Kabupaten Banyumas. Festival ini menampilkan puluhan grup kentongan dari berbagai kecamatan di Banyumas, yang masing-masing menunjukkan kreativitasnya dalam mengolah musik dari alat tradisional ini.
Alat musik kentongan itu sendiri merupakan tabung bambu berongga atau kayu yang dipukul untuk menghasilkan bunyi-bunyian khas. Dalam festival ini, kentongan tidak lagi hanya menjadi alat komunikasi, melainkan diolah menjadi sebuah harmoni musik yang meriah, diiringi koreografi dan kostum yang unik.
Festival ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari para seniman dan grup kentongan dari 27 kecamatan di Banyumas, hingga Pemerintah Kabupaten Banyumas yang bertindak sebagai penyelenggara. Di samping itu, banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut mendukung dengan menjadi pendamping bagi setiap grup peserta, memastikan pelestarian budaya ini berlanjut.
Namun, yang paling penting adalah peran serta puluhan ribu masyarakat dari Banyumas dan sekitarnya yang memadati lokasi festival, menunjukkan antusiasme luar biasa terhadap warisan budaya ini.
Pusat kegiatan Festival Kentongan Banyumas biasanya dipusatkan di sepanjang jalan utama Kota Purwokerto. Rute pawai dimulai dari Alun-Alun Purwokerto, dan peserta akan berparade melewati Jalan Jenderal Soedirman hingga ke perempatan Pasar Wage. Panggung utama dan beberapa titik pentas lainnya juga sering didirikan di area tersebut, menjadikan festival ini sebuah pesta rakyat yang membaur dengan kehidupan sehari-hari kota.
Festival Kentongan Banyumas biasanya diadakan pada bulan Agustus, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia. Waktu pelaksanaannya pada malam hari menambah kemeriahan suasana, di mana para peserta dan penonton dapat menikmati pertunjukan dalam cahaya lampu yang memukau. Tanggal pastinya bisa berbeda setiap tahun, tetapi umumnya jatuh pada akhir pekan di bulan Agustus.
Tujuan utama dari festival ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya kentongan yang menjadi identitas khas Kabupaten Banyumas. Dengan mengadakan festival secara rutin, pemerintah dan masyarakat ingin memastikan bahwa kesenian tradisional ini tidak luntur ditelan zaman. Lebih dari itu, festival ini juga bertujuan untuk mempererat rasa kebersamaan dan gotong royong di antara warga.
Melalui kompetisi yang sehat, para seniman muda didorong untuk terus berkarya, menghadirkan inovasi-inovasi yang membuat musik kentongan tetap relevan dan menarik bagi generasi baru. Festival ini juga menjadi magnet pariwisata yang menarik minat wisatawan lokal maupun luar daerah untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya Banyumas.
Pelaksanaan festival ini melibatkan proses yang panjang. Setiap kecamatan mengirimkan perwakilan grup kentongannya, yang kemudian akan bersaing menampilkan pertunjukan terbaik. Setiap grup dinilai oleh dewan juri yang profesional berdasarkan kriteria seperti kreativitas musik, harmonisasi, aransemen, kostum, dan kekompakan tim. Sebelum tampil di panggung utama, para peserta melakukan pawai di sepanjang rute yang telah ditentukan.
Proses ini menciptakan suasana karnaval yang meriah, di mana ribuan penonton bisa menyaksikan setiap grup dari dekat. Para pemenang festival ini akan mendapatkan penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya mereka dalam melestarikan budaya. (Akmal Anandani)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: ig; istapurwokerto


