Banner v.2
Banner v.1

Tren Minuman Manis, RSUD Cilacap Ungkap Gen Z di Ambang Risiko Gagal Ginjal

Tren Minuman Manis, RSUD Cilacap Ungkap Gen Z di Ambang Risiko Gagal Ginjal

Pasien hemodialisa di RSUD Cilacap.-RSUD Cilacap untuk Radarmas-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tren minuman manis di kalangan anak muda kini mulai menimbulkan kekhawatiran, khususnya di Cilacap. Di balik gaya hidup kekinian dengan segelas boba, kopi susu, hingga minuman energi, tersimpan ancaman serius terhadap kesehatan ginjal generasi muda.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Cilacap, dr. Iip Pamuji mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir sudah ada beberapa pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang datang dari kelompok usia muda.

Menurutnya, kondisi tersebut erat kaitannya dengan pola konsumsi dan kebiasaan hidup sehari-hari anak muda yang kurang sehat.

“Kami melihat adanya tren peningkatan kasus gangguan ginjal pada usia produktif. Salah satu faktor yang paling menonjol adalah pola minuman manis yang sedang tren sekarang. Banyak anak muda mengonsumsi minuman manis kemasan, kopi kekinian, tapi lupa untuk konsumsi air putih dan aktivitas fisiknya sangat kurang,” jelasnya.

BACA JUGA:Usia Muda Mulai Mendominasi Pasien Cuci Darah di RSUD Cilacap

dr. Iip menjelaskan, minuman kekinian umumnya mengandung kadar gula serta bahan tambahan tinggi seperti pengawet dan pemanis buatan. Jika dikonsumsi terus-menerus, ginjal akan bekerja lebih berat untuk menyaring racun dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.

“Kalau hal ini terjadi dalam jangka panjang, sel-sel ginjal bisa mengalami kerusakan. Awalnya mungkin tidak terasa, tapi saat gejala muncul, fungsi ginjal biasanya sudah menurun,” ujarnya.

Selain pola konsumsi, dr. Iip juga menyoroti kebiasaan Gen Z yang sering begadang, jarang bergerak, dan kurang memperhatikan hidrasi tubuh. Dehidrasi ringan yang berulang tanpa disadari dapat mempercepat kerusakan ginjal.

“Gaya hidup anak muda sekarang serba cepat dan padat. Mereka sering melewatkan minum air putih karena sibuk di depan layar. Padahal ginjal sangat bergantung pada kecukupan cairan,” lanjutnya.

BACA JUGA:Kurangi Antrean, RSUD Cilacap Dorong Cuci Darah Mandiri

Ia menegaskan, gangguan ginjal kini tidak hanya menyerang lansia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus gagal ginjal kronis juga ditemukan pada kelompok usia di bawah 30 tahun. Sebagian besar pasien sebelumnya mengalami tekanan darah tinggi atau diabetes akibat pola hidup tidak sehat.

“Dari data pasien RSUD Cilacap, kami pernah temui pasien usia 16 tahun yang sudah harus rutin cuci darah. Ini seharusnya menjadi perhatian orang tua untuk lebih selektif memilih asupan bagi anak-anaknya,” kata dr. Iip.

Untuk mencegah risiko tersebut, ia mengimbau masyarakat, khususnya remaja dan dewasa muda, agar mulai mengurangi konsumsi minuman tinggi gula dan menggantinya dengan air putih.

“Pencegahan selalu lebih murah dan lebih mudah dibanding pengobatan. Kalau sudah harus cuci darah, itu artinya ginjal tidak bisa lagi memperbaiki dirinya,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: