Banner v.2
Banner v.1

Pabrik BYD dan VinFast Ngebut Rampung Sebelum Insentif Mobil Listrik Dicabut

Pabrik BYD dan VinFast Ngebut Rampung Sebelum Insentif Mobil Listrik Dicabut

Pabrik BYD dan VinFast Ngebut Rampung Sebelum Insentif Mobil Listrik Dicabut--

RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa insentif impor mobil listrik dalam bentuk CBU (completely built-up) akan berakhir pada Desember 2025. Kebijakan ini mendorong produsen mobil listrik untuk mempercepat realisasi pabrik di dalam negeri agar tetap kompetitif.

Dua produsen besar yang sedang jadi sorotan adalah BYD dan VinFast, yang sama-sama membangun fasilitas produksi di Subang, Jawa Barat. Keduanya dianggap sebagai pemain kunci dalam transisi menuju ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Pabrik mobil listrik BYD hingga Mei 2025 tercatat sudah mencapai progres sekitar 45%, dengan target kapasitas produksi mencapai 150 ribu unit per tahun. Sementara itu, pabrik VinFast dilaporkan lebih cepat dengan progres pembangunan sebesar 77%, yang nantinya mampu memproduksi 50 ribu unit mobil listrik per tahun.

Dari sisi investasi, angka yang dikucurkan sangat besar. BYD menggelontorkan dana sekitar Rp11,2 triliun, sementara VinFast menginvestasikan kurang lebih Rp3,5 triliun. Total ada enam produsen lain yang ikut menikmati insentif CBU, di antaranya Geely, Xpeng, Aion, Citroen, Maxus, dan GWM.

BACA JUGA:Mobil Listrik Arcfox T1 Jadi Alternatif Baru dengan Harga Lebih Terjangkau, Menantang Dominasi BYD Dolphin

BACA JUGA:Honda N-ONE 2025 Resmi Dijual, Mobil Mini dengan Mesin Turbo 660 cc

Tantangan Setelah Insentif Berakhir

Mulai 1 Januari 2026, semua produsen wajib mengalihkan produksi ke fasilitas lokal sesuai aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Jika tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, mereka berisiko kehilangan insentif dan bisa dikenai mekanisme bank garansi oleh pemerintah.

Selain itu, regulasi juga menuntut spesifikasi mobil listrik yang diproduksi lokal tidak boleh lebih rendah dari versi impor, termasuk kapasitas baterai maupun daya motor. Hal ini menuntut kesiapan teknologi dan rantai pasok dalam negeri yang kuat.

Keuntungan Produksi Lokal

Meski penuh tantangan, produksi lokal memberikan sejumlah keuntungan. Dengan beroperasinya pabrik BYD dan VinFast, harga mobil listrik berpotensi lebih terjangkau karena biaya impor bisa ditekan.

BACA JUGA:Spesifikasi dan Performa Toyota Hilux Double Cabin, Mobil Pekerja Keras yang Nyaman

BACA JUGA:Adora: Motor Listrik Indomobil dengan TKDN Tinggi, Ramah Lingkungan dan Futuristis

Produksi dalam negeri juga akan membuka peluang kerja baru, memperkuat industri baterai, dan mempercepat pembangunan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari komponen hingga infrastruktur pengisian daya.

Harapan untuk Pasar Mobil Listrik

Pemerintah berharap keberadaan pabrik BYD dan VinFast dapat menjaga pertumbuhan pasar mobil listrik setelah insentif dihentikan. Apalagi, tren permintaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Jika pembangunan pabrik selesai sesuai target, Indonesia berpotensi menjadi basis produksi mobil listrik di Asia Tenggara. Hal ini tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok global kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: