Permintaan Telur Puyuh Melonjak, Harga naik Bertahap

KEBUMEN- Dari pertengahan Ramadan atau menjelang lebaran permintaan telur puyuh terus mengalami lonjakan. Hal tersebut juga mengiringi kenaikan harga komoditi ini secara bertahap. Di dataran peternak, harga mulai naik secara bertahap dari yang semula Rp 28 ribu menjadi Rp 32,5 ribu perkilogramnya. Sedangkan di pasaran harga telah mencapai Rp 36 hingga Rp 38 ribu perkilogramnya.

Salah satu peternak puyuh, Juniadi warga  RT 2 RW 3 Kelurahan Bumirejo Kebumen menyampaikan harga terus dan permintaan terus naik. Beberapa konsumen dan pedagang banyak yang memesan telur puyuh padanya. "Untuk beberapa waktu kami sendiri belum bisa memenuhi pesanan," tuturnya, Rabu (9/4).

Naiknya permintaan sendiri disebabkan oleh berbagai macam faktor. Seperti banyaknya acara pernikahan di Syawal, dan tingginya acara halal bihalal halal yang membutuhkan menu telur puyuh untuk suguhannya.

Selain itu naiknya permintaan mungkin juga disebabkan adanya wabah yang menyerang puyuh beberapa waktu lalu. Dimana terdapat beberapa peternak yang gulun tikar akibat wabah tersebut.

BACA JUGA:Harga Gabah Membaik di Sela Panen Padi yang Melimpah

BACA JUGA:Berikan Nilai Tambah Secara Ekonomi, Bupati Lilis Nuryani Soft Launching Kawasan Agrowisata Kebumen

"Mudah-mudahan harga selalu stabil. Sehingga peternak puyuh tidak merugi. Selain itu mudah-mudahan wabah secepatnya berakhir dan tidak meluas," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh peternak puyuh lainya yakni Tugino (43) Warga RT 2 RW 2 Kelurahan Tamanwinangun Kebumen. Untuk menjaga kesehatan puyuh pihaknya selalu menjaga kebersihan kandang.

"Selain itu kami juga menggunakan jamu tradisional. Ini seperti kunyit, jahe, bawang bakan ginseng," ungkapnya.

Telur puyuh sendiri mengandung kolin yang merupakan nutrisi penting yang mendukung fungsi otak. Ini penting untuk perkembangan para siswa.

"Untuk itu telur puyuh baik dikonsumsi oleh anak-anak. Sehingga diharapkan kebutuhan gizi akan terpenuhi," ucapnya. (mam)

Sumber: