Uang Kenang-Kenangan Siswa Kelas VI SDN Kaliputih Korwilcam Purwojati Disoal, Rp 9,5 Juta Diserahkan ke Komite

Uang Kenang-Kenangan Siswa Kelas VI SDN Kaliputih Korwilcam Purwojati Disoal, Rp 9,5 Juta Diserahkan ke Komite

MUSYAWARAH: Penyerahan uang sumbangan kenang-kenangan dari orangtua siswa kelas VI kepada Ketua Komite SDN Kaliputih (kanan) dalam musyawarah pada Jumat (28/5). PURWOKERTO - Di masa masih pandemi Covid-19, orangtua siswa nampaknya masih sensitif terhadap berbagai bentuk sumbangan sukarela di sekolah. https://radarbanyumas.co.id/ppdb-sd-dan-smp-di-banyumas-dimulai-28-juni-anak-nakes-tak-lagi-prioritas/ Faktanya sumbangan uang kenang-kenangan sejumlah Rp 300.000 per anak yang diberikan siswa kelas VI SDN Kaliputih Korwilcam Purwojati guna membantu sekolah melengkapi sarpras sekolah justru disoal oleh salah satu orangtua. Dari pantauan Radarmas, Jumat (28/5) siang, kurang lebih sebanyak 29 orangtua siswa kelas VI dikumpulkan oleh di sekolah untuk musyawarah. Hasilnya uang sumbangan kenang-kenangan siswa tidak ditarik orangtua namun diserahkan kepada ketua komite untuk dipakai sesuai kesepakatan. Ketua Komite SDN Kaliputih, Budiyono mengatakan dari 32 orangtua siswa kelas VI terkumpul sumbangan Rp 9.500.000. Tidak semua orangtua memberi sumbangan sebesar Rp 300.000. Dari 34 orangtua 2 orangtua tidak memberi sumbangan sama sekali dan 2 orangtua lainnya menyumbang Rp 200.000. Total uang yang diserahkan kepada komite pada Jumat (28/5) sebesar Rp 9.500.000. "Hari ini (Jumat) 1 orangtua yang awalnya baru menyumbang Rp 200.000 menambah sumbangannya Rp 100.000," katanya ketika ditemui Radarmas, Jumat (28/5). Budiyono menjelaskan dari hasil musyawarah, semua orangtua siswa kelas VI yang hadir sepakat bahwa uang sumbangan tidak ditarik dan tetap diberikan kepada komite untuk membantu pembangunan sarpras di SDN Kaliputih. "Orangtua siswa kelas VI yang menghadiri musyawarah semuanya menginginkan sumbangan tetap lanjut," terang dia. Kepala SDN Kaliputih, Wahyono S.Pd SD mengatakan uang sumbangan kenang-kenangan yang dipersoalkan salah satu orangtua rencananya dipakai komite untuk membangun pojok baca berwujud gazebo. Dia menyayangkan adanya laporan ke medsos terkait sumbangan tersebut karena dipastikannya tidak ada paksaan kepada orangtua untuk menyumbang Rp 300.000 per anak. Semua dijalankan dengan dasar kesepakatan. Mungkin orangtua yang melapor dikarenakan tidak datang saat pertemuan dan tidak komunikasi ke sekolah terlebih dahulu terkait keberatannya. "Jika disampaikan kepada saya atau sekolah kami bebaskan. Tidak menyumbang pun tidak apa-apa," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: