Monitoring, Bupati Tiwi: PTM Sudah Sesuai Prokes

Monitoring, Bupati Tiwi: PTM Sudah Sesuai Prokes

MONITORING: Bupati melakukan monitoring uji coba PTM di SMPN 1 Purbalingga. ADITYA/RADARMAS PURBALINGGA - Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melakukan monitoring ke sekolah yang melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Kamis (8/4). Sekolah yang menjadi sasaran monitoring SMPN 1 Purbalingga. https://radarbanyumas.co.id/penuhi-syarat-ujicoba-ptm-67-guru-dan-karyawan-smpn-1-purbalingga-ikuti-swab-test/ Dari hasil monitoring yang dilakukan, bupati mengklaim pelaksanaan ujicoba PTM sudah sesuai protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, SMPN 1 Purbalingga menjadi pioner di Kabupaten Purbalingga, yang melakukan rapid test antigen untuk seluruh guru dan siswanya, sebelum ujicoba PTM. “Sebelumnya, baik guru-guru maupun siswa sudah melakukan rapid test antigen. Setelah hasil keluar dan semuanya negatif baru mereka diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka,” katanya. Hal itu menurutnya juga diikuti empat sekolah lainnya di Kabupaten Purbalingga, yang menjadi pilot project ujicoba PTM. Di Purbalingga, ada lima sekolah yang menjadi pilot project PTM, yakni SMPN 1 Purbalingga, MAN Purbalingga, SMKN 2 Purbalingga, SMAN 1 Bobotsari dan MTsN 2 Purbalingga. “Kita lihat nanti selama seminggu seperti apa. Ketika protokol kesehatan benar-benar diterapkan, aman, dan safety. Tentunya akan berlanjut dan penambahan sekolah lagi ketika uji coba pertama berhasil,” katanya. Bupati mohon sengkuyung dari jajaran pendidikan, baik guru maupun wali murid untuk mensukseskan uji coba tahap pertama. Sehingga ke depan bisa lebih banyak sekolah lagi yang ditunjuk. Kepala SMPN 1 Purbalingga Runtut Pramono mengatakan, guru dan siswa sudah melakukan rapid antigen dan juga PCR. Sehingga mulai Kamis (8/4), sudah bisa melaksanakan ujicoba PTM. Dia menambahkan, ujicoba PTM kali ini diikuti 101 siswa dari kelas VIII. "Awalnya ada 104 siswa yang mendaftar. Namun, hari ini ada satu yang izin tidak masuk, karena sedang mengikuti orang tua di luar kota. Serta dua siswa lainnya tidak ada keterangan," tambahnya. Dalam penerapannya, satu kelas hanya diisi sekitar 12 siswa. Di SMPN 1 Purbalingga memakai sembilan ruangan. Sedangkan jam pembelajaran juga berkurang. "Satu jam pelajarannya hanya 30 menit, kita bikin empat jam pelajaran, jadi 120 menit. Karena aturannya memang hanya bisa maksimal 2 jam," lanjutnya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: