Di Batang, 300 SD dan 30 SMP Mulai Sekolah Tatap Muka Hari Ini, Siswa: Belajar Online Susah, Tidak Mudeng

Di Batang, 300 SD dan 30 SMP Mulai Sekolah Tatap Muka Hari Ini, Siswa: Belajar Online Susah, Tidak Mudeng

Siswa di SD Simbangdesa 1, Kecamatan Tulis mulai melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. (Riyan Fadli/Jawa Pos Radar Semarang) Batang – Kabupaten Batang mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, per Hari ini (9/3/2021). Ada sekitar 300 SD dan 30 SMP yang dipastikan boleh memberangkatkan siswanya. Jumlah tersebut hanya yang berada di zona hijau covid. Salah satunya di SD Simbangdesa 1, Kecamatan Tulis. Jam menunjukkan pukul 6.30, susana sekolah masih terlihat sepi. Belum terlihat satu siswa pun yang datang. Siswa pertama tiba di sekolah pukul 6.40, ia diantar orangtuanya menggunakan sepeda motor. Sesampainya di pintu gerbang, siswa perempuan itu diminta berhenti sejenak. https://radarbanyumas.co.id/dindik-purbalingga-sekolah-sudah-siap-ptm-tunggu-pusat/ Petugas mengecek suhu tubuhnya dan mengarahkannya untuk cuci tangan. Tak berselang lama, siswa lainnya datang juga diantar orangtuanya. Baik yang diantar ataupun jalam kaki, semuanya terlihat mengenakan masker. “Kami mengikuti petunjuk Juknis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Bupati Batang. Hari ini karena sudah lama anak-anak tidak ketemu ibu-bapak guru. Kami memberi motivasi agar anak-anak semangat belajar. Terutama memotivasi penerapan prokes anak,” ujar Teguh Mugiono, kepala SD Simbangdesa 1 pada Jawa Pos Radar Semarang, Selasa (9/3/2021). Sekolahnya telah disetting sedemikian rupa hingga dirasa aman dari penyebaran covid. Siswa diedukasi agar tidak mencopot masker selama berada di sekolah, begitu juga tidak diperkenankan menggerombol. Jarak tempat duduk diatur 1 hingga 1,5 meter. Kelas pun hanya diisi maksimal 50 persen. Paling banyak dalam satu kelas ada 40 siswa. Selanjutnya dibagi menjadi tiga kelas, sehingga meminimalisir terjadinya kerumunan. Sofiyatul Munaira, 6, siswa kelas satu merasa senang bisa masuk sekolah, setelah setahun belajar dari rumah. Beberapa bekal dibawanya dari rumah, seperti sosis. Sesuai aturan, pada jam istirahat siswa tidak dibolehkan keluar kelas untuk jajan. “Belajar online susah, tidak mudeng. Belajar online tidak bisa langsung tanya sama bu guru,” ucapnya. Hal itu juga diungkapkan siswi kelas 6, Windya Nabil, 13. Ia merasa kesulitan saat belajar dari rumah. Jaringan internet sukar ditemui di rumahnya. “Senang bisa bertemu bu guru sama teman-teman,” ujar Windya. Bupati Batang Wihaji pada hari pertama masuk sekolah ikut meninjau siswa di sekolah (9/3/2021). Ia menjelaskan Kecamatan Batang dan Limpung tidak diperbolehkan karena masuk zona merah. Semua pihak harus bekerjasama untuk menekan kasus covid. Supaya pembelajaran tatap muka bisa dilangsungkan. “Penerapan SOP harus kuat, prokesnya ketat. Syaratnya harus zero covid. Ini cara kita mengatasi siswa bosen belajar di rumah,” ujarnya saat berkunjung di SD Randu 1, Kecamatan Pecalungan. (*/yan/bas/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: