Heri Suritno, Guru SDN Prembun Kecamatan Tambak, Tiga Bukunya Dipercaya Kemendikbud untuk Didistribusikan

Heri Suritno, Guru SDN Prembun Kecamatan Tambak, Tiga Bukunya Dipercaya Kemendikbud untuk Didistribusikan

KARYA: Heri Suritno menunjukan buku hasil karyanya masuk dalam daftar Puskurbuk Kemendiknas. FIJRI/RADARMAS TAMBAK - Perjuangan panjang Heri Suritno membuahkan hasil. Menggeluti dunia tulis menulis sejak 1980 silam di sela aktivitasnya sebagai guru. Akhirnya, di tahun ajaran 20202021, tiga buku hasil keringatnya terdaftar dalam Pusat Kurikulum Perbukuan (Puskurbuk) Kemendikbud. Pemerintah melalui dana alokasi khusus (DAK) menganggarkan pengadaan buku pada 2020. Yakni untuk 85 perpustakaan sekolah dasar yang tersebar di wilayah Kabupaten Banyumas. https://radarbanyumas.co.id/gubrak-lesung-ditetapkan-jadi-warisan-budaya-oleh-kemendikbud-masuk-daftar-kebudayaan-khas-banyumas/ "Dari sekitar seribu judul dari DAK itu, tiga judul diantaranya adalah buku saya," kata Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Prembun Kecamatan Tambak itu, Senin (1210). Pria kelahiran 1 Agustus itu mengaku tak menyangka. Buku yang berjudul Jemblung, Misteri di Balik Asap Dupa Kemenyan dan Anak-anak Gua Gunung Sewu dipercaya oleh pusat untuk didistribusikan ke berbagai sekolah. Bahkan dari tiga judul buku tersebut, bapak tiga anak itu mendapatkan royalti sebanyak Rp 35 juta. Warga RT 2 Desa Prembun itu menuturkan buku ternyata bisa menjadi tabungan. Bukan hal mudah bagi pria berkumis itu untuk menekuni kepenulisan. Dengan segala keterbatasan waktu dan fasilitas. Tak pernah menyiakan kesempatan mengikuti lomba menulis mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Juga, mengirim tulisan ke berbagai media cetak. Bisa beli mesin ketik, uang komisi mengirim artikel ke media cetak. Nulisnya dini hari. Ketak ketik saat sepi, jadi berisik, sampai tetangga paham. Kalau membuat tulisan siang tidak bisa, banyak kesibukan, kenang Heri. Dari bakat menulisnya, pria kelahiran 1961 itu berkesempatan bertemu Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat sebagai Presiden. Heri mendapat undangan pada 2004 silam memperingati Hari Guru di Senayan. Menurut Heri untuk bisa menulis harus senang membaca. Juga, melakukan riset untuk akurasi dan validasi materi buku. Sehingga, isi buku dapat dipertanggungjawabkan. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: