26 SMP di Solo Akan Ikuti Simulasi KBM Tatap Muka, Masih Tunggu Izin

26 SMP di Solo Akan Ikuti Simulasi KBM Tatap Muka, Masih Tunggu Izin

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo (kanan) mengecek persiapan SMPN 4 Surakarta, beberapa waktu lalu. (DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO) SOLO – Sebanyak 26 SMP negeri dan swasta bakal mengikuti simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Namun, dalam pelaksanaan masih menunggu izin dari Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta. Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surakarta Dwi Ariyatno mengatakan, dalam rapat koordinasi dengan Komisi IV DPRD Surakarta memang sempat disinggung soal wacana simulasi tatap muka pada November mendatang. Ini menilik berbagai persiapan sarana prasarana, teknis pelaksanaan dan penilaian pengawas sekolah masih dilakukan. “Tadi disinggung saja terkait rencana tatap muka. Tapi sudah disampaikan nota dinas laporan usulan uji simulasi, dan permohonan agenda audiensi untuk paparan tim satgas Covid-19 terkait rencana itu,” terang Dwi, kemarin (18/9). https://radarbanyumas.co.id/bupati-cilacap-sudah-izinkan-pembelajaran-tatap-muka-dindik-pendidik-akan-diswab-pekan-depan/ https://radarbanyumas.co.id/simulasi-belajar-tatap-muka-smasmk-jateng-batasi-kuota-hanya-3-jam/ Saat ini, disdik masih menunggu agenda audiensi dengan satgas Covid-19. Sehingga pemaparan persiapan dan protokol kesehatan bisa dilakukan. Begitu ada masukan terkait kesiapan simulasi tatap muka akan segera ditindaklanjuti. Termasuk segera menindaklanjuti begitu izin dari gugus tugas keluar. “Kami masih menunggu agenda waktu untuk pemaparan itu. Kalau sudah bisa ditindaklanjuti atau ada izin, baru nanti di publikasikan. Saat ini baru tahap penyusunan perencanaan dan identifikasi kesiapan sekolah yang akan uji coba,” imbuhnya. Dalam persiapan simulasi tatap muka, disdik juga melibatkan pengawas untuk penilaian. Total ada 13 pengawas sekolah yang masing-masing menilai dua sekolah. Sekolah dengan nilai kesiapan tertinggi akan menjadi tempat simulasi. Rencananya ada 26 SMP yang akan mengikuti simulasi. “Simulasi dilakukan untuk kelas IX dulu. Rencananya ada 26 sekolah, baik negeri maupun swasta. Saat ini masih belum ditentukan sekolah mana. Karena masih menunggu hasil penilaian pengawas sekolah,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kota Surakarta Sutarmo mengatakan, persiapan simulasi dilakukan oleh semua SMP, baik negeri maupun swasta. Diperkirakan ada sekitar 26-30 sekolah yang akan mengikuti simulasi ini. Sehingga sekolah swasta juga berpotensi menjadi tempat simulasi. “Saat ini masih proses monitoring oleh pengawas. Persiapan dilakukan oleh sekolah negeri maupun swasta,” katanya. Sebelumnya, anggota Komisi IV Sih Ekya Hananto mewanti-wanti jangan sampai wacana tatap muka justru menjadi klaster baru penularan Covid-19. “Tatap muka selayaknya bagi wilayah yang sudah status warna hijau. Kalau masih oranye, saya rasa masih harus bersabar dulu. Lebih aman jika simulasi sudah zona hijau,” ungkapnya. Ekya mengamini memang banyak masukan dari orang tua, di mana anak-anak sudah mulai jenuh belajar daring di rumah. Ekya juga memahami jika langkah pemkot tidak memaksakan diri tatap muka cukup tepat. Sebab, hal tersebut menjadi langkah antisipasi agar tidak menjadi klaster baru. “Jangan sampai tatap muka menjadi klaster baru di era pandemi ini. Harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi Kota Solo. Kalaupun harus dilakukan tatap muka di Solo, protokol kesehatan tetap harus dijalankan dengan ketat,” imbuh Sih Ekya. Ekya juga menyoroti sistem belajar selama di sekolah. Idealnya pembelajaran dibuat sistem shift dengan setengah siswa saja yang masuk. Setengah siswa masuk shift pagi dan setengahnya masuk shift siang. Dan jam pulang sekolah dibuat berjarak agar tidak terjadi papasan dan membuat gerombolan. “Saya lihat banyak SMPN di Solo yang sudah siap untuk tatap muka. Namun, yang perlu diperhatian anak SD. Khususnya kelas I dan II masih butuh bimbingan dan perhatian dari guru pendamping. Karena rata-rata usia kelas I dan II SD masih suka bermain-main. Jadi harus ada antisipasi yang matang,” imbuhnya. (rgl/bun/ria/rs/rgl/per/JPR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: