Anak Sudah Kangen Sekolah, Dindikbud Siapkan Skenario KBM di Era New Normal

Anak Sudah Kangen Sekolah, Dindikbud Siapkan Skenario KBM di Era New Normal

PANTAU HASIL PPDB - Kepala Dindikbud Sumarwati didampingi Kabid Dikdas Aji Suryo saat memantau hasil PPDB di SMPN 4 Sragi. Foto: Hadi Waluyo. SRAGI - Libur berkepanjangan sudah membuat anak-anak jenuh di rumah. Mereka kangen bersekolah lagi. Kegembiraan anak-anak memakai seragam sekolah tampak saat mereka melihat pengumuman PPDB tingkat SMP di Kabupaten Pekalongan. Meskipun pengumuman PPDB dilakukan secara online, sebagian besar anak-anak ini tetap semangat untuk melihat langsung hasil pengumuman di sekolahan. "Biar lebih mantap saja kalau lihat langsung pengumuman di sekolahan," ujar salah satu anak, Retno, saat melihat pengumuman PPDB di SMPN 1 Sragi, Jumat (26/6/2020). Ia dan sejumlah temannya mengaku sudah kangen untuk berangkat sekolah kembali. Pasalnya, akibat pandemi covid-19 proses kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan di rumah. "Ndak asik hanya di rumah. Sudah bosan, pingin sekolah normal lagi," kata dia. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Sumarwati didampingi Kabid Dikdas Aji Suryo memantau hasil PPDB di beberapa sekolahan, Jumat (26/6/2020) pagi. Di antaranya di SMPN 4 Sragi dan SMPN 1 Sragi. "Di SMPN 4 Sragi masih diminati oleh masyarakat. Pendaftar ada 130 anak, tergeser 2. Di SMPN 4 Sragi yang diterima ada 128 anak," terang Sumarwati. Dikatakan, PPDB di Kabupaten Pekalongan secara umum berjalan dengan baik sejak dimulai tanggal 22 Juni sampai 25 Juni 2020. "Memang yang seperti kita prediksi awal, masyarakat di sekitar SMPN 4 Sragi ini ternyata masih minta bantuan untuk di-online-kan oleh sekolah, maka pada saat rakor persiapan PPDB sudah kami sampaikan supaya sekolah tetap melayani masyarakat untuk membantu meng-online-kan," terang Sumarwati. Disebutkan, di Kabupaten Pekalongan ada 84 sekolah SMP, dan sebanyak 47 sekolah sudah menerapkan PPDB dengan sistem online. "Tahun kemarin kan masih 11 sekolah yang online. Kecuali yang Satap-satap dan swasta masih offline," kata dia. Disinggung proses belajar mengajar jika sudah era new normal, Sumarwati mengatakan pihaknya sudah ada skenario kalau memang Kabupaten Pekalongan akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan tatap muka. "Ada surat edaran yang dipedomani mulai dari SE Nomor 4 Tahun 2020, SE 15 Tahun 2020 dari Sekjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan kemarin ada SKB empat menteri. Ini menjadi pedoman kita bagaimana kalau nanti kabupaten zona hijau kemudian kita harus melakukan pembelajaran secara tatap muka. Ini sudah kita persiapkan semuanya," ujar dia. Menurutnya, dalam dua bulan pertama jika sudah zona hijau yang diperbolehkan sekolah adalah SMP sederajat dan SMA sederajat. "Kita sudah siapkan bagaimana pelaksanaannya nanti kalau kabupaten zona hijau," tandas dia. Dinas Pendidikan, lanjut dia, juga sudah menggelar rakor dengan para kepala sekolah. "Kita minta untuk shifting. Sehari masuk, sehari tidak. Terkait dengan protokolnya nanti sudah disiapkan semua oleh sekolahan," tandasnya. Sementara itu, Kasek SMPN 4 Sragi Titik Sulistiyaningrum, mengatakan, anak-anak yang mendaftar di SMPN 4 Sragi di antaranya beraaal dari Desa Klunjukan, Gebangkerep, Kedungjaran, dan Sembungjambu. Selama proses pendaftaran sekolah, pihaknya menerapkan protokol kesehatan. "Proses pendaftaran dengan menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat datang kelas diisi maksimal 15 orang. Kami bantu untuk meng-online-kan karena masyarakat di sini belum meng-online-kan dari rumah, maka kita bantu," kata dia. Dikatakan, di SMPN 4 Sragi seluruh jalur PPDB terisi. Yakni, untuk zonasi ada 109 anak, prestasi 1 anak, dan jalur afirmasi 19 anak. "Kuota kita 128 anak. Pendaftar ada 130 anak," terang dia. Disinggung jika nanti proses KBM dengan tatap muka, pihak sekolah mengaku sudah menyiapkan segala sesuatunya sesuai dengan protokol yang ada. Di antaranya, pengecekan suhu tubuh, alat cuci tangan, hand sanitizer, dan menyiapkan tempat duduk anak agar physical distancing tetap terjaga, serta anak harus memakai masker. "Satu kelas juga kita batasi 16 anak. Satu anak, satu tempat duduk," kata dia. Sedangkan, Kasek SMPN 1 Sragi Pujiana mengatakan, kuota di sekolahnya ada 288 anak, sedangkan jumlah pendaftar 294 anak. Mereka akan terbagi dalam 9 kelas. "Untuk afirmasi dari jalur petugas Covid di sini juga ada satu," kata dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: