New Normal Kabupaten Tegal , 40 Sekolah Mulai KBM, Jumlah Siswa Berangkat Separo, Siswa Zona Merah Dilarang Se

New Normal Kabupaten Tegal , 40 Sekolah Mulai KBM, Jumlah Siswa Berangkat Separo, Siswa Zona Merah Dilarang Se

DIPERIKSA – Sejumlah siswa SD saat diperiksa suhu tubuhnya sebelum mengikuti belajar mengajar di sekolahnya kemarin. HERMAS PURWADI/RADAR SLAWI PANGKAH – Di tengah pandemi Corona dan dalam rangka penerapan new normal, sedikitnya 40 sekolah di Kabupaten Tegal mulai mengadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara offline. Meski demikian, kegiatan simulasi KBM tersebut dilakukan sangat ketat sesuai dengan protokol kesehatan. ” Kita sangat ketat dalam melaksanakan simulasi ini. Untuk SMP ada 5 sekolah yang jadi percontohan. Sedangkan SD sebanyak 35 sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Akhmad Was'ari MM, didampingi plt Sekdin Winarto SE MM berikut Ketua MKKS SMP Drs Al Fatah saat melakukan pantauan pelaksanaan simulasi kemarin. Menurut dia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sekolah maupun siswa yang dilarang sekolah. Misalnya siswa dari wilayah zona merah, siswa sakit, dan siswa yang biasa berangkat naik kendaraan umum. ”Jadi simulasi ini hanya sekolah yang berada di zona hijau, lainnya tidak boleh,” tambahnya. Menanggapi sejumlah sekolah swasta yang berada di zona hijau dan siap melaksanakan KBM, Was'ari menjawab dengan tegas bahwa pihaknya belum memberikan izin. Selain itu, materi yang diberikan kepada siswa dalam simulasi yang dilaksanakan hari ini hingga Jumat mendatang hanya tentang Covid -19. ”Banyak sekolah swasta yang menyatakan sudah siap, tapi masih kami pertimbangkan,” katanya. Dia mengatakan, pelaksanaan simulasi tetap berpegang pada protokol kesehatan. Seperti saat masuk, siswa harus mengenakan masker, pengukuran suhu badan, dan penerapan jaga jarak di dalam kelas. Sementara itu, di jenjang SD, simulasi yang awalnya digulirkan di 54 sekolah, kali ini positif hanya dilakukan di 35 sekolah yang berada di zona aman. ”Untuk jenjang SD simulasi digulirkan di KWK Dikbud Bumijawa sebanyak 4 sekolah, Dukuhturi 1 sekolah, Dukuhwaru 2 sekolah, Jatinegara 1 sekolah, Kramat 3 sekolah, Lebaksiu 4 sekolah, Margasari 4 sekolah, Pagerbarang 2 sekolah, Suradadi, 2 sekolah, Talang 3 sekolah, Tarub 4 sekolah, Warureja 3 sekolah, dan Pangkah 2 sekolah,” jelasnya. Dalam ujicoba atau simulasi kali ini, pihak sekolah menerapkan 2 kelompok atau sift masuk untuk menghindari aksi bergerombol peserta didik. Jumlah siswa di setiap kelas dikurangi hingga 50 persen dari jumlah keseluruhan. ”Untuk jenjang SMP yang biasanya per kelas diisi 32 siswa, saat ini separonya yang diberangkatkan, sisanya berangkat besok pagi. Dari pantauan pelaksanaan simulasi pada umumnya berjalan lancar,” ungkapnya. Sementara untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), kebijakan dalam simulasi ini hanya ada di 5 SMP, yakni SMPN 1 Warureja, SMPN 1 Tarub, SMPN 1 Pangkah, SMPN 1 Bumijawa, dan SMPN 1 Margasari. Kepala SMPN 1 Pangkah Ali Komsakum mengatakan, pelaksanaan simulasi dilakukan dalam rangka penerapan new normal dan protokol kesehatan di Kabupaten Tegal. ”Siswa harus pakai masker, pengukuran suhu badan dan jaga jarak di dalam kelas," kata Ali saat ditemui di sekolahnya, Senin (15/6). Menurut Ali, penerapan protokol kesehatan tidak hanya itu. Rombongan belajar (rombel) juga dibagi 2 shift atau kelompok. Misal, jumlah siswa setiap kelas 32 anak, maka dibagi 2 kelompok masing-masing 16 anak. Tujuannya, untuk menghindari kerumunan. ”Hari ini hanya separonya yang berangkat. Separonya lagi berangkatnya besok,” ujarnya. (yer/her/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: