UKG Tak Bisa Jadi Patokan

UKG Tak Bisa Jadi Patokan

[caption id="attachment_96936" align="aligncenter" width="100%"] Ilustrasi[/caption] Untuk Menilai Kualitas Guru PURWOKERTO-Setelah sempat menuai polemik, Uji Kompetensi Guru (UKG) ternyata dinilai belum bisa dijadikan alat ukur kualitas guru. Pengamat Pendidikan IAIN Purwokerto,  Sony Susandra mengatakan, tidak semua komponen seorang tenaga pendidik diujikan dalam UKG. Selama ini, baru ada dua komponen yang diujikan dalam UKG, yakni tentang pedagogi dan profesional, sementara komponen guru terkait kepribadian dan sosial sama sekali tidak dibahas dalam ujian tersebut. Padahal ke dua komponen tersebut dinilai penting untuk menentukan kualitas tenaga pendidik. “Harus ada alat ukur yang mencakup semua komponen guru, sehingga hasil ujian yang diperoleh tidak merugikan guru. Artinya, jika semua komponen tidak diujikan, berarti tidak adil rasanya jika hasil UKG dijadikan sebagai patokan pemerintah melihat guru yang berkualitas dan yang belum berkualitas,” ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banyumas,Takdir Widagdo. Menurut dia, jika UKG bakal dijadikan sebagai alat ukur penentu kualitas guru, maka komponen yang akan diujikan juga harus lengkap. Menururtnya, guru yang mendapat nilai UKG rendah, tidak bisa dinyatakan sebagai guru yang belum berkualitas. Sebab banyak hal-hal yang membuat guru tidak bisa mencapai standar nilai yang sudah ditentukan. Selain kemampuan menguasai materi ajar dan penguasaan kelas, kepribadian guru  juga harus dilibatkan dalam uji kompetensi guru. Tidak menutup kemungkinan, selama ini ada beberapa kasus kekerasan di sekolah yang justru dilakukan oleh tenaga pendidik. Penilaian tentang kepribadian guru menjadi poin penting dalam menentukan kualitas sebagai tenaga pendidik. “Jadi jika guru mau dinilai, seharusnya dinilai secara keseluruhan. Jangan hanya dua komponen saja. Dengan demikian, guru akan lebih adil untuk dinyatakan sudah berkualitas atau belum,” ujarnya. Dia menambahkan, keberadaan guru yang berkualitas sudah seharusnya tersebar secara merata di tiap sekolah, sehingga kualitas pendidikan di tiap daerah bisa semakin meningkat. “Maju tidaknya sebuah pendidikan itu ditentukan dari kualitas para tenaga pendidik di dalamnya. Jika gurunya berkualitas, maka akan melahirkan generasi bangsa yang juga berkualitas,” imbuhnya. (ida)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: