Evaluasi Lima Hari Sekolah Molor
[caption id="attachment_94649" align="aligncenter" width="100%"] Siswi SMKN 1 Kota Jambi mengerjakan UN di hari terakhir, Rabu (16/4). Foto Eddy Junaedy/Jambi Independent[/caption] PURWOKERTO-Evaluasi lima hari sekolah yang ditargetkan selesai Desember 2015, ternyata molor. Hingga awal Januari 2016 ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas belum bisa memberikan hasil evaluasi lima hari sekolah. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Enas Hindasah mengatakan, sejauh ini proses evaluasi lima hari sekolah belum selesai dilakukan. Itu sebabnya, pihaknya belum bisa memberikan jawaban atas hasil dari evaluasi program yang masih dalam tahap uji coba. “Saat ini kami masih menyusun instrument atau parameter yang bakal digunakan sebagai indikator dalam evaluasi program lima hari sekolah. Adapun tim penyusun tidak hanya dari Dinas Pendidikan Kabupaten saja, akan tetapi juga melibatkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS),” jelasnya. Menurut dia, nantinya instrumen yang sudah selesai disusun dalam bentuk kuesioner bakal dibagikan untuk diisi. Instrumen itu dibagikan kepada siswa sebagai yang menjalankan aturan, guru sebagai pelaksana, orang tua siswa dan masyarakat umum. Adapun keterlibatan siswa, nanti dalam bentuk perwakilan. Jadi tidak semua siswa dilibakan untuk mengisi kuesioner tersebut. “Kami targetkan evaluasi ini dapat selesai secepatnya, yakni bulan Januari sudah rampung dan hasilnya dapat diketahui secara cepat pula,” ujarnya. Sebelumnya, Dinas Pendidikan melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas menargetkan evaluasi lima hari sekolah akan rampung pada awal semester dua. Waktu liburan sekolah dimanfaatkan Dindik untuk melakukan evaluasi. Agar saat memasuki awal semester dua sudah ada hasil evaluasi yang dapat dipublikasikan ke sekolah dan masyarakat. Sekertaris Dewan Pendidikan Kabupaten Banyumas, Tri Joko Heranto mengatakan, pemerintah harus segera melakukan evaluasi terhadap penerapan lima hari sekolah. Sebab banyak permasalahan yang harus segera didiskusikan bersama antara pihak sekolah sebagai pelaksana kebijakan dan pemerinta sebagai pembuat kebijakan. Menurut dia, dengan merangkum proses pembelajaran dari enam hari menjadi lima hari sekolah membuat siswa lebih capai belajar setiap harinya. Bahkan banyak di antara siswa yang tertidur saat pelajaran jika sudah menjelang waktu siang dan sore di dalam kelas. (ida)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: