Beri Ruang Berkarya, Lewat Konser Musik Ramah Tunarungu

Beri Ruang Berkarya, Lewat Konser Musik Ramah Tunarungu

Layar LED menampilkan lirik lagu yang dibawakan Dere, lengkap dengan gambar tangan bahasa isyarat bagi tunarungu, minggu malam (28/5/2023). Untuk pertama kalinya konser ramah Tunarungu digelar di Lapangan Kampus IT Telkom Purwokerto.-foto Dimas Prabowo/Radar Banyumas-

PURWOKERTO  - Minggu malam, (28/5) lapangan Institut Teknologi Telkom (ITT) Purwokerto nampak meriah. Ada konser yang dihelat malam itu sedikit berbeda, karena ada dua layar yang menampilkan penerjemah bahasa isyarat. Layar itu, diperuntukkan bagi mereka yang punya keterbatasan agar tetap bisa menikmati konser. 

Layar besar itu, menampilkan setiap lirik yang disertai dengan bahasa isyarat. Yang mana akan membantu penyandang tunarungu. 

Rektor ITT Arfianto Fahmi mengatakan, konser yang digelar itu dalam rangka dies natalis ITT Purwokerto. Pihaknya menginginkan agar ITT Purwokerto menjadi kampus yang ramah bagi semua kalangan termasuk, penyandang disabilitas.  

"Kita ingin ITT bisa merangkul orang yang punya keterbatasan," kata dia. 

Semangat itu ia sebut, menjadi salah satu komitmen ITT Purwokerto. Untuk bisa mewujudkan komitmen itu, pihaknya sudah menyiapkan segala hal yang diperlukan. 

"Kita ingin menyatukan semua stakeholder, mahasiswa termasuk juga penonton yang punya keterbatasan bahasa. Kita sangat terbuka, kita siapkan semuanya, kita siapkan prosedurnya, kita siapkan orangnya yang untuk mengawal dan seterusnya," ucapnya. 

Dalam konser itu menyuguhkan penampilan yang memukau dari musisi Dere, dan juga band-band lokal Purwokerto.  Dengan adanya konser yang ramah tunarungu, tersebut diharapkan bisa menumbuhkan minat penyadang difabel untuk bisa terus berkarya. Selain konser juga  turut dikenakan dengan bahasa isyarat kepada para mahasiswa, yang dilakukan oleh alumni ITT yang penyandang tunarungu. 

Sementara itu salah satu penonton konser tersebut Bayu dari Heartcorner Purwokerto mengatakan, menikmati konser ramah tunarungu tersebut. Dan merupakan bentuk nyata mendukung keberadaan penyandang difabel. 

"Jadi orang tuna wicara tidak selalu terpinggirkan," pungkasnya. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: