2 Pusamania Borneo FC vs Persib 1 - Masih Bisa Balas di Bandung
USAHA KERAS : PBFC berhasil memasukan dua kali bola ke gawang lawan. Gol pertama yang di cetak oleh Reinaldo Elias Da Costa dan selanjutnya oleh Patrich Steve Wanggai, namun Persib mampu memperkecil kekalahan berkat gol semata wayang yang dicetak oleh Vladimir Vujovic sehingga skor akhir pertandingan menjadi 2-1 untuk kemenangan PBFC. (FATZERIN/KP) SAMARINDA – Dua kali melawat ke Stadion Segiri, dua kali pula harus gigit jari. Seperti itulah nasib Persib setiap kali menantang Pusamania Borneo FC (PBFC). Pada away pertama, 7 Mei tahun lalu di kompetisi Torabika Soccer Championship (ISC), Persib hanya bermain 0-0. Nah, pada laga tandang kedua di leg pertama semifinal Piala Presiden kemarin sore (2/3), skuad asuhan Djadjang Nurdjaman itu pun harus pulang dengan kepala tertunduk setelah kalah tipis 1-2. Semua gol kemenangan tuan rumah dicetak via heading oleh Reinaldo Da Costa (14’) dan Patrich Wanggai (67’). Adapun gol Persib yang memperkecil gap ditorehkan lewat sundulan Vladimir Vujovic semenit menjelang turun minum dengan memanfaatkan kesalahan Da Costa dalam menghalau bola. Meski harus menyerah di leg pertama, kans Maung Bandung –sebutan Persib– untuk lolos ke final sebenarnya sangat besar. Sebab, tim itu memiliki tabungan satu gol tandang dari Segiri. Dengan begitu, ketika menjamu PBFC di Stadion Si Jalak Harupat pada Minggu (5/3), juara ISL 2014 tersebut hanya membutuhkan skor 1-0. Dalam konferensi pers pascalaga, Djanur –sapaan akrab Djadjang Nurdjaman– mengatakan bahwa performa pasukannya tidak sesuai harapan. Pada babak pertama, misalnya, tidak hanya sering kehilangan bola, Persib juga tidak menerapkan pressing ketat terhadap tuan rumah. Akibatnya, PBFC leluasa membombardir pertahanan yang digalang Vujovic dan Achmad Jufriyanto. Puncaknya, pada menit ke-37 kiper I Made Wirawan melakukan penyelamatan gemilang untuk menggagalkan empat peluang PBFC yang begitu bagus. ”Malah satu-satunya gol kami tercipta dari skema bola mati,” lanjut pelatih kelahiran Majalengka 52 tahun silam tersebut. Meski mengakui bahwa Persib underform, Djanur juga mengkritik kepemimpinan wasit Bachrul Ulum (Sidoarjo) yang begitu merugikan timnya. Dia mencontohkan dua pelanggaran yang dilakukan gelandang Pesut Etam –julukan PBFC– Wahyudi Hamisi terhadap Hariono pada menit ke-32 dan winger lincah Gian Zola enam menit berselang. Jika merujuk tayangan ulang televisi, seharusnya dua pelanggaran tersebut layak berbuah kartu kuning. Namun, Bachrul hanya memberikan peringatan terhadap Wahyudi. ”Seharusnya mereka (wasit, Red) harus belajar lagi,” kecam Djanur. ”Mereka telat meniup peluit, di waktu dan kejadian yang tidak sesuai,” paparnya. Terpisah, arsitek PBFC Ricky Nelson begitu gembira karena skuadnya bisa mempertahankan performa tak terkalahkan. Meski akhirnya gawang PBFC harus bobol pada menit ke-44. ”Kami tidak akan bermain bertahan karena itu adalah tindakan bodoh,” tegas Ricky. ”Kami akan terus menekan mereka dari awal sampai akhir,” lanjut dia. (apu/c11/tom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: