Hikmah Puasa dan Kesabaran

Hikmah Puasa dan Kesabaran

--

Sufyan, Mahasiswa S1 PAI UM Purwokerto

Tahukah kita nilai kebiaikan yang dapat diambil pada bulan Ramadhan?. Mungkin para khatib maupun penceramah melalui mimbar masjid telah memaparkan dengan jelas tentang berbagai macam keutamaan bulan Ramadhan. Namun sejauh mana mampu kita laksanakan nilai-nilai kebaikan tersebut? Maka dapat kita renungi bersama dan menengok kedalam diri setiap individu akan nilai-nilai kebaikan yang sudah dilaksanakan.

Nilai Ramadhan yang mungkin sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum muslimin adalah nilai kesabaran. Ramadhan adalah bulan dimana jiwa berlatih untuk senantiasa bersabar. Sabar disini tidak dalam arti sabar menghadapi musibah yang telah Allah SWT tetapkan. Sabar yang demikian merupakan kesabaran yang harus dimiliki oleh setiap individu muslim.

Sabar dibulan Ramadhan adalah kesabaran untuk senantiasa menjalankan ketaatan kita kepada Allah SWT. Bukankan menjalankan ketaatan butuh kesabaran?. Berapa banyak kaum muslimin yang tidak memiliki kesabaran untuk menjalankan ibadah puasa secara menyeluruh. Puasa hanya sebatas meninggalkan makanan dan minuman tetapi tidak meninggalkan segala hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Mari kita renungi sabda nabi Muhammad SAW yang artinya : “Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga” (HR. Thabrani). Mengapa hal itu bisa terjadi?. Sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dia menahan lapar dan dahaga namun tidak mendapatkan pahala apapun. Bahkan Allah SWT tidak menganggap puasanya yang telah dilakukan.

Segala sesuatu tentunya ada sebab yang menjadi faktor pemicunya. Mari kita renungi sabda nabi Muhammad SAW : “barangsiapa yang tidak menginggalkan perkataan dusta dan mengamalkan kedustaan maka Allah tidak butuh pengorbanannya dalam meninggalkan makanannya dan minumannya” (HR. Bukhari no 1903). Maka hal ini butuh kesabaran ekstra demi menggapai pahala puasa secara maksimal. Kesabaran akan pengendalian diri, lisan, mata, telinga dan seluruh anggota badan kita.

Kesabaran untuk menggapai ampunan Allah SWT dibulan yang mulia ini mejadi faktor utama. Ibadah shalat tarawih menjadi salah satu indikator kesabaran seseorang dalam menggapai derajat muttaqin. Tentunya jika dipahami akan pahala yang Allah SWT siapkan bagi orang-orang yang melaksanakan tarawih secara berjamaah tentu akan menjadi motifasi bagi orang-orang masih ada didalam dirinya keimanan. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang mulia: “barangsiapa yang melakukan ibadah (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan harapan (ampunan Allah) maka diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari, muslim, dan yang lainnya). Dihadits yang lain Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang shalat malam bersama imam sampai selesai, maka ditulis untuknya pahala shalat malam semalam suntuk”. Inilah keberkahan yang hanya dapat digapai oleh orang-orang yang memiliki kesabaran yang tinggi. Bukan hanya melaksakannya hanya satu malam saja, tetapi melaksanakannya disetiap malam.

Kesabaran berikutnya yang tidak beleh dilewatkan oleh seorang muslim adalah kesabaran untuk berlama-lama dengan ayat-ayat Allah SWT yang termaktub dalam Al-Quran. Karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran. Allah SWT berfirman dalam surat al baqoroh ayat 185 yang artinya : “ Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)”. Maka dianjurkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak membaca Al Quran. Iman bukhari dan muslim meriwayatkan Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau menceritakan, “Adalah Nabi SAW merupakan sosok yang paling dermawan. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya untuk mengajarinya Al Quran. Jibril menemui beliau di setiap malam Ramadhan untuk mengajarinya Al Quran. Maka ketika Jibril menjumpainya, beliau adalah orang yang paling dermawan, lebih dari angin yang bertiup”. Hadits ini menunjukan akan gigihnya Rasulullah dalam membaca Al quran. Maka kepada siapa lagi kita akan mengambil contoh yang baik.

Marilah kita manfaatkan waktu yang tersisa dari bulan Ramadhan. Terlebih lagi pada sepuluh hari yang terakhir. Kita perjuangkan, demi menggapai ampunan dan derajat muttaqin. Semoga Allah SWT memberikan kepada kita semua kemudahan dan kesabaran untuk memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh dengan keberkahan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: