Libatkan Kelompok Swadaya Masyarakat, Sampah Masuk ke TPA Kini Tinggal Sembilan Persen
Petugas TPA BLE Kaliori tengah mengolah sampah organik menjadi pupuk (8/1/2023). Dinpertan akan edukasi petani untuk bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk, untuk mengurangi ketergantungan pupuk kimia. (Dimas Prabowo/Radar Banyumas)--
PURWOKERTO - Dalam pengelolaan sampah di Banyumas, salah satu yang menuai pujian adalah melibatkan masyarakat langsung. Hal ini disampaikan oleh Dirjen PSLB3, KLHK Rosa Vivien Ratnawati, S.H., M.Sc, Rabu (15/2).
Bahkan, dari pengolahan sampah yang ada di Banyumas itu, mengurangi sampah yang masuk ke TPA. "Artinya sampah yang dibuang ke TPA hanya 9 persen," kata dia.
Maka, lanjut dia, cerita pengolahan sampah di Banyumas adalah cerita yang dibawa oleh KLHK baik di daerah lain maupun ke luar negeri.
"Kami bawa pak Bupati ke Mesir tentang Konferensi Perubahan iklim di bulan November tahun lalu. Juga ke Bangkok," tuturnya.
"Kita bangga, ada daerah yang luar biasa yang mengelola sampah dengan baik dengan caranya sendiri. Dengan keterampilan lokal untuk mengelola sampahnya. Basisnya juga kelompok swadaya masyarakat," jelasnya.
Diapun mengapresiasi kepedulian yang diberikan oleh BUMN seperti pertamina. "Pertamina juga dikenal dengan CSR yang bagus. Salah satunya kepada lingkungan. Kqmi meminta masalah sampah. Membangun bank sampah, membangun Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)," imbuhnya.
Sementara itu, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho menjelaskan, pertamina sejak tahun 2020, dan masih berlangsung hingga kini telah memberikan dukungan untuk pengelolaan sampah di Banyumas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: