Banjir Landa Lima Desa di Cilacap

Banjir Landa Lima Desa di Cilacap

Lebih Dari 70 Rumah Terendam CILACAP-Bencana banjir dan tanah longsor masih terus menghantui warga bagian barat dan bagian timur Kabupaten Cilacap. Kondisi terakhir dari Cilacap barat, Minggu (28/11) petang, dilaporkan sungai Cilopadang jebol hingga meluap. Tanggul jebol ini berada di dusun Benda Kulon Desa Padangjaya. Luapan sungai ini memaksa sejumlah warga mengungsi ke masjid dan mushola terdekat. "Tanggul jebol dan warga mulai mengungsi ke mushola," ujar Nuryani, warga setempat. Selain itu, warga di Desa Padangsari, Pahonjean, Mulyasari dan Mulyadadi di Kecamatan Majenang, harus bertahan dengan kondisi air memenuhi pekarangan dan halaman rumah mereka. Banjir ini terjadi karena meluapnya sungai Cikawung dan Selokan 1 disisi timur 4 desa tersebut. Air pertama kali mulai memasuki batas persawahan pada Sabtu (26/11) dini hari kemarin. Menjelang subuh, air sudah masuk ke perkampungan warga. Air terus meninggi hingga Sabtu malam dan memaksa warga harus bersiap-siap mengungsi. "Air masuk ke jalan sekitar subuh," ujar Mad Sumanto, warga Dusun Rejasari Desa Mulyasari, Sabtu kemarin. Dia bersama warga lainnya langsung bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Mulai dari memasukan barang berharga ke dalam tas plastik kedap air. Hingga membangungkan warga yang rata-rata masih tertidur lelap. Sebagian warga lainnya langsung menyiapkan masjid dan mushola untuk dijadikan lokasi pengungsian. Sabtu kemarin, dia melihat sudah ada 3 rumah tetangganya yang terendam air. Seluruh penghuni lalu mengosongkan rumah tersebut dan memilih mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari genangan air. Hal serupa juga dilakukan oleh sejumlah warga Dusun Bojongjati Desa Mulyadadi, Bojongmeros (Pahonjean) dan Sumber Sari (Padangsari). Sejumlah warga dilaporkan mengungsi karena air sudah masuk ke rumah mereka. Dan pada Minggu pagi kemarin, air mulai surut. "Hari ini (Minggu-red) air sudah mulai surut. Nda tahu kalau sore nanti hujan lagi," kata Suripto, warga Desa Padangsari. Dari hasil pendataan petugas pada Sabtu (26/11) malam kemarin, tercatat ada 40 rumah warga Dusun Rejasari Desa Mulyasari yang tergenang dengan ketingian air sekitar 5 cm. Demikian juga dengan warga Dusun Bojongmeros (Pahonjean). Dilaporkan ada 37 rumah yang basah oleh genangan air setinggi 50 cm. "Sebagian mengungsi ke rumah tetangga yang tidak tergenang," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono. Dia mengatakan, penyebab banjir ini karena meluapnya sungai Cikawung di Desa Karangreja Kecamatan Cimanggu sejak Jumat (25/11) lalu. Luapan ini kemudian melimpas ke Sungai Selokan I dan berimbas ke persawahan dan pemukiman warga 4 desa di Kecamatan Majenang itu. "Penyebabnya karena air sungai Cikawung melimpas setelah hujan deras selama Jumat siang hingga malam kemarin," katanya. Mengantisipasi banjir kian meninggi, petugas sudah mempersiapkan lokasi pengungsian. Lokasi pertama adalah rumah panggung untuk warga Mulyadadi dan Pahonjean sisi timur. Sementara warga Desa Mulyasari dan Padangsari, akan diarahkan ke gedung SD 03 Mulyasari. Kedua fasilitas umum ini terus dipersiapkan menghadapi kemungkinan terburuk dan munculnya pengungsian. Seperti diketahui, ke 4 desa di selatan Majenang ini memang rawan banjir. Lokasinya yang rendah dan dekat dengan pertemuan sungai besar, membuat kerawanan disana sangat tinggi. Jika air Sungai Cikawung tinggi, maka air dari Selokan I akan kembali ke arah hulu hingga meluap. Sungai Cikawung sendiri merupakan muara bagi banyak sungai di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang dan Wanareja. Di Cilacap bagian timur dilaporkan, puluhan rumah di Desa Mujur Kecamatan Kroya kebanjiran. Air terus bertambah tinggi. Jika Jumat (25/11) air mulai menggenangi jalan desa Mujur. Sekarang air sudah masuk ke dalam rumah. Bahkan, tingginya antara 30 cm hingga 70 cm. Meski begitu, belum ada upaya evakuasi warga yang rumahnya sudah kemasukan air. “Belum ada evakuasi, hanya saja warga memasang pembatas bambu supaya orang yang masuk ke lokasi tidak tercebur ke sawah,” kata Kasi Tramtibum Kecamatan Kroya Nur Yahya SH kepada Radar Banyumas kemarin. Dikatakan dia, rumah yang terendam masih ditinggali. Namun, ada juga yang ditinggalkan penghuninya untuk mengungsi. Untuk rumah yang ditinggalkan pemiliknya, kedalaman air di lebih dari 50 centimeter. “Kalau rumah yang pondasinya sudah tinggi, air yang masuk sekira 30 centimeter. Tapi kalau yang rendah bisa mencapai 60 sampai 70 centimeter,” kata dia Untuk rumah yang terendam ada di RT 5 RW 1 Dusun Dukuh, Desa Mujur, Kecamatan Kroya. Sedikitnya, ada sekira lima rumah. Selain di Dusun Dukuh, air juga menggenangi rumah di Dusun Bander. “Kedua dusun tersebut memang merupakan daerah rendah. Sehingga, jika air menggenang lama, akan terus bertambah tinggi,” kata dia. Jika hujan terus turun, rumah yang berpotensi terendam akan bertambah banyak. Untuk saat ini, daerah yang sudah kebanjiran yakni Desa Mujur. “Sementara ini memang Desa Mujur yang sudah dikepung air dan rumah-rumah warga juga sudah ada yang terendam air,”terang dia. Kepala UPT Dinas Pertanian dan Peternakan Wilayah Kroya Risun SP kepada Radarmas, Minggu (27/11) menjelaskan jika genangan air bukan hanya menggenangi areal pemukikam di Mujur. Namun ratusan hektar sawah juga ikut terendam. “Genangan air juga terjadi di Desa Gentasari, puluhan hektar sawah yang baru ditanami ikut tergenang. Jika terus bertambah maka genangan iar meluas serta ancaman bagi petani yang sudah tanam,”terang dia. Potensi yang terjadi, banjir akan merendam Desa Bajing Kulon, Sikampuh, Mujur Lor dan Buntu. Saat ini, di desa-desa tersebut air baru terlhat menggenang di beberapa titik. “Namun, jika hujan atau air kriman dari wilayah Banyumas terus datang, banjir akan ada di mana-mana,”ujar dia saat memantau di desa-desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: