Praktisi Publik: Jokowi Usai Dua Periode Lebih Pas Jadi Ketua Umum Partai, Paling Potensial Gantikan Megawati
Presiden Jokowi -@JOKOWI-
JAKARTA, RADARBANYUMAS - Usu duet antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 tiba-tiba menyeruak. Tumbuh jadi pembicaraan.
Menanggapi hal itu, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie menilai isu duet antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 tak akan terjadi.
Jokowi, menurut Jerry Massie pasti menolak. Karena irasional.
Sebab tidak ada nilai istimewa bagi Jokowi duduk sebagai Cawapres setelah dirinya mampu mengalahkan Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Dominasi Jokowi itu di atas Prabowo. Elektabilitas dan popularitasnya tetap di atas. Dominasinya pun tak tertandingi oleh Prabowo meski ketua umum Partai Gerindra,” terang Jerry Massie kepada Disway.id, Jumat 16 September 2022.
Jika diibaratkan, lanjut Jerry, Jokowi seperti itu pemain sepak bola sekaligus pelatih.
“Kapan offensive, kapan defensif. Dia tahu taktik melumpuhkan lawan, dan dai pemenang di lapangan hijau. Teori dan praktik dikuasai. Komplit,” ucap Jerry.
Jokowi, sambung Jerry akan memilih duduk manis dan menyaksikan bisingnya pesta demokrasi 2024 dengan hati legawa setelah melampaui ekspektasi dari sekedar 'tukang mebel'.
“Kelas Jokowi usai dua periode itu lebih pas jadi ketua umum partai. Paling potensial menggantikan Megawati Soekarnoputri. Walaupun buat partai juga sangat mudah,” kata Jerry.
Jutaan relawan dan pendukung Jokowi masih berharap pria asal Solo itu berkiprah di kancah politik.
“Sebagai bapak bangsa juga sebagai leader di luar kekuasaan pemerintah juga lebih elok. Kalau jadi Cawapres, grid-nya turun 100 derajat. Jokowi akan lebih bernilai di luar kekuasaan. Statement dan pernyataannya pun akan menjadi panduan bagi presiden ke depan,” tutur Jerry.
Gerindra sambung Jerry sudah pas mencalonkan Prabowo Subianto sebagai kandidat. Karena ada beberapa pertimbangan yang sangat relevan.
Pertama, mempertahankan harapan dari kader, simpatisan bahkan pendukungnya agar Prabowo memimpin Indonesia ke depan.
Kedua, Prabowo mewakili Gerindra sebagai poros terdepan dalam mewarnai blantika politik di tanah air khususnya Pilpres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: