Klaster Covid-19 di Kabupaten Tegal Semakin Banyak, Mulai Muncul Transmisi Lokal

Klaster Covid-19 di Kabupaten Tegal Semakin Banyak,  Mulai Muncul Transmisi Lokal

SOSIALISASI - Bupati Tegal Umi Azizah saat memimpin sosialisasi pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid-19, di Lapangan Pemkab Tegal.  YERI NOVELI/RADAR SLAWI SLAWI - Klaster Covid-19 di Kabupaten Tegal semakin banyak. Mulai dari klaster keluarga, perkantoran, pendidikan, hingga pasar. Karena itu, Bupati Tegal Umi Azizah meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar selalu waspada dengan penularan virus tersebut. "Untuk memutus rantai penularan Covid-19, kita harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dan itu harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama," kata Umi Azizah, saat memimpin acara sosialisasi pencegahan dan pengendalian penyebaran Covid-19, di Lapangan Pemkab Tegal, Jumat (2/10). Sosialisasi diikuti puluhan stakeholders Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tegal dan pimpinan organisasi kemasyarakatan keagamaan, serta dihadiri sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). https://radarbanyumas.co.id/di-slawi-tegal-muncul-klaster-sekolah-dan-keluarga/ Umi mengungkapkan, jumlah kasus konfirmasi di Kabupaten Tegal saat ini mencapai 325 orang. Penularan tidak hanya dari riwayat perjalanan antarkota. Tapi sudah mulai muncul transmisi lokal. Seperti klaster keluarga, perkantoran dan lainnya. Tidak menutup kemungkinan, akan muncul klaster pondok pesantren atau pendidikan berbasis asrama. "Tapi semoga di Kabupaten Tegal tidak ada klaster pondok pesantren," harapnya. Umi juga menghendaki, seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan jejaring stakeholders di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Tegal serta ormas keagamaan ikut membantu pemerintah mensosialisasikan upaya pencegahan Covid-19. Diyakini, tokoh agama memiliki pengaruh kuat di masyarakat, sehingga perannya untuk memberikan pemahaman tentang disiplin protokol kesehatan akan lebih efektif. “Medianya bisa bermacam-macam, bisa melalui khotbah salat Jumat ataupun perilaku kesehariannya yang disipilin menerapkan protokol kesehatan. Dan itu akan dicontoh santrinya jika itu dari pondok pesantren atau jamaahnya jika dia seorang ulama,” pungkasnya. (yer/gun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: