Dijambak “Suster Bule”, Demam Tiga Hari - Keanehan di Bekas Rumah Sakit Kadipolo yang Mangkrak

Dijambak “Suster Bule”, Demam Tiga Hari - Keanehan di Bekas Rumah Sakit Kadipolo yang Mangkrak

Dahulu, kompleks bangunan di Jalan Dr Radjiman No. 315, Kecamatan Laweyan ini merupakan salah satu dari tiga rumah sakit (RS) utama di Kota Solo. Pernah juga digunakan untuk menangani pasien wabah pes. Kini, kondisi bekas RS Kadipolo tak terurus. MEMASUKI kompleks bekas RS Kadipolo, seperti bukan sedang berada di Kota Solo yang pembangunan infrastrukturnya sangat pesat. Ada sepetak hutan dan semak belukar di pusat kota. “Bangunannya ya seperti ini. Sebagian besar sudah rusak. Hanya beberapa masih utuh dan beratap,” jelas Sukiyem, 70, salah seorang warga yang tinggal di bekas RS Kadipolo, Sabtu sore (19/9). Perempuan lanjut usia itu tak membantah lokasi yang dia tempati bersama keluarganya penuh misteri. “Saya ingat betul saat tidur di bekas ruang pendaftaran pasien, rambut saya dijambak,” terangnya. Seketika Sukiyem bangun dari tidurnya. Dia mendapati seorang perempuan bule berparas cantik dan mengenakan seragam suster. Tanpa pikir panjang, Sukiyem ambil langkah seribu. Kabur dari ruangan. Pasca kejadian itu, Sukiyem merasakan tubuhnya demam. Hingga tiga hari lamanya. Merasa tersiksa, dia memberanikan diri kembali masuk ke bekas ruang pendaftaran pasien. Di tempat ini dia berdoa dan meminta izin kepada si penunggu untuk tingkal di tempat tersebut. https://radarbanyumas.co.id/melihat-penjamasan-milik-sunan-kudus-3-pusaka-berusia-500-tahun-milik-kanjeng-sunan-kudus/ “Boleh percaya boleh tidak, saya yang tadinya meriang langsung sembuh,” ucapnya. Ditemani Sukiyem, Jawa Pos Radar Solo menyusuri sejumlah ruangan. Bekas akses jalan utama bagi pasien masih terlihat meskipun sudah tertimbun urukan tanah. Di salah satu sisi dindingnya terpasang label cagar budaya dari Pemkot Surakarta. Bagian bangunan selanjutnya adalah ruang tunggu pasien rawat jalan dan kamar pemeriksaan pasien umum. “Suster bulenya memang sering terlihat di bagian ini,” terang Sukiyem. Penelusuran berlanjut ke sebelah barat bangsal anak, yakni bangsal umum. Bangsal ini sempat digunakan untuk kamar tidur pemain Klub Arseto pada 1983-1998. Di belakang bangunan yang dulunya dipakai kantor Arseto, terdapat kolam kecil. Menurut Sukiyem, dulu kolam tersebut dipakai untuk memandikan jenazah. Di sekitar tempat itulah yang paling penuh misteri. Para penjaring burung tak berani bertahan hingga petang di lokasi tersebut. “Banyak yang melihat sosok misterius di sini. Ada wanita berambut panjang, pria tinggi besar, kakek tua berpakaian jawa, ular bertubuh manusia, dan lainnya. Tapi malah tempat itu sering didatangi tamu untuk acara shooting. Yang menyeramkan seperti ini lagi banyak dicari orang,” jelas Sukiyem. Terpisah, salah seorang mantan pemain Arseto Solo Agung Setyobudi mengakui, ada keganjilan di messnya. “Kadang-kadang pas jam tidur sering dengar suara dispenser air bunyi sendiri,” ucapnya. Namun baginya, keanehan itu tidak menghilangkan kesenangannya bermain sepak bola bersama tim. “Sempat beberapa kali kami main jelangkung. Tapi ya memang tidak pernah berhasil. Mungkin karena yang memainkan celelekan (banyak bercanda),” tutur dia. (ves/wa/rs/ves/per/JPR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: