Catatan Positif TVRI Ternoda, Acara Sahur Malah Memicu Keresahan Publik

Catatan Positif TVRI Ternoda, Acara Sahur Malah Memicu Keresahan Publik

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali melakukan pemantauan tayangan TV dan siaran radio selama bulan puasa. Kesimpulan sementara pemantauan sampai kemarin (14/6), MUI memandang stasiun TV dan radio Ramadan tahun ini lebih berkualitas. Catatan positif ini sedikit ternoda sebuah tayangan di TVRI. Paparan pemantauan tayangan TV dan radio selama bulan puasa itu disampaikan langsung Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin di kantornya kemarin. ’’Yang kita pantau tayangan menjelang buka puasa dan sahur,’’ katanya. Sebab tayangan di jam-jam itu mememiliki tingkat rating penonton cukup tinggi. Menurutnya tayangan-tayangan dakwah yang dikemas dengan hiburan, kualiatasnya lebih baik. Rekapitulasi resminya nanti setelah puasa berjalan 15 hari. Kemudian rekapitulasi penuh selama bulan puasa, kita keluarkan setelah lebaran. Ma’ruf mengatakan satu-satunya permasalahan tayangan bulan puasa yang muncul sampai saat ini adalah tayangan sahur di TVRI. Tayangan itu berjudul Ramadhan Syahrut Taubat pada 11 Juni pukul 03.00 WIB. ’’Ada busana yang memuat simbol Nasrani (salib, red),’’ kata Ma’ruf. Munculnya simbol itu lantas menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Banyak masyarakat yang merasa resah akibat tayangan itu. Catatan-Positif-TVRI-Ternoda MUI sudah meminta penjelasan dari TVRI. Ma’ruf mengatakan MUI sudah melayangkan teguran kepada TVRI dan melaporkannya ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dia ingin TVRI ke depan lebih hati-hati dan jangan sampai mengulangi konten tayangan yang memicu keresahan publik. Produser tayangan Ramadhan Syahrut Taubat Rita Hendri menjelaskan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. ’’Setelah tahu ada simbol itu, pagi harinya saya langsung solat taubat,’’ katanya di kantor MUI sambil menitikan air mata. Rita lantas menunjukkan busana yang digunakan pada tayangan itu. Sejatinya busana itu tidak ada simbol Nasrani. Di pakaian terusan berwarna kuning itu, ada ornament warna coklat vertikal mulai dari bagian leher sampai kaki. Kemudian ada akseoris tambahan yang bisa dipakai untuk ikat kepala, syal, maupun ikat di perut. Oleh sang pembawa acara, aksesoris itu digunakan untuk ikat perut. Akibatnya muncul simbol salib dari kombinasi warna baju dan aksesorisnya itu. ’’Kami memohon maaf atas kehilafan ini,’’ pungkasnya.(wan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: