Bagaikan Bom, Ledakan Gas Restoran Cepat Saji Hancurkan Sembilan Bangunan

Bagaikan Bom, Ledakan Gas Restoran Cepat Saji Hancurkan Sembilan Bangunan

BEKASI- Ketenangan warga Jalan Raya Hankam, Jati Melati, Pondok Melati, Kota Bekasi, terusik. Mereka terganggu atas ledakan gas berasal dari franchise Pizza Hut Delivery (PHD). Ledakan tersebut mengakibatkan sembilan bangunan rusak, satu unit mobil dan lima warga mengalami luka-luka. Peristiwa itu terjadi pukul 06.23, kemarin (23/10). Pagi itu, suasana di lokasi tersebut tampak sepi. Restoran franchise PHD dalam keadaan tutup. Arus lalu lintas di lokasi tersebut tampak lancar. Hanya beberapa warga yang melakukan aktivitas di lokasi tersebut. Yakni berlari pagi, dan karyawan minimarket yang sedang bertugas. Tiba- tiba ketegangan pun terjadi. Dentuman suara keras terdengar dari dalam PHD. Dentuman tersebut seperti ledakan bom. Sangat kencang. Sangking kencangnya, seketika bangunan PHD hancur porak- poranda rata bumi. Pecahan kaca beterbangan ke udara. Ledakan tersebut tidak hanya menghancurkan bangunan PHD saja. Delapan bangunan lain bernasib sama. Bangunan itu meliputi rumah, minimarket, dan pertokoan. Yang terparah, terjadi di minimarket yang berada tepat di samping PHD. Setengah bangunan luas sekitar 10 x 10 meter hancur berantakan. Dan sisanya hanya rusak ringan saja. Seperti hancur bagian atap rumah dan kaca. Kejadian ledakan tersebut berjalan cepat. Kurang dari satu menit. Ledakan tersebut membuat arus listrik di lokasi itu padam. Dengan jarak radius 500 meter dari lokasi kejadian. Tidak hanya itu, insiden itu memberikan rasa trauma mendalam bagi warga setempat. General Manager PHD Pusat Andreas Candra berjanji akan mengganti rugi kerusakan yang dialami oleh korban. Baik pengobatan rumah sakit, dan perbaikan rumah. Tetapi ganti – rugi itu dilakukan ketika dirinya mendapatkan data pihak kepolisian. Yakni bangunan rusak dan warga terluka yang terdata oleh petugas kepolisian saja yang akan diganti. "Sampai sekarang belum ada data yang pasti. Tetapi kita sudah menyiapkan ganti -rugi itu," ujarnya. Sambil menunggu kelengkapan data, bantuan sementara telah disiapkan oleh pihaknya. Seperti tempat tinggal sementara, makanan dan biaya pengobatan. Tempat itu disiapkan untuk warga yang rumahnya mengalami kerusakan. "Untuk penampungan tidak ada batasan waktu. Sampai kondisi sudah dianggap kembali normal," ucap Andreas. Ditanya mengenai penyebab ledakan dirinya belum mengetahui. Dugaan sementara ledakan terjadi akibat kebocoran gas. Namun dirinya menepis kalau tidak terjadi kelalaian. Sebab keterangan yang di dapat dari empat karyawannya, gas telah non – aktifkan sebelum toko tutup. Sesuai dengan SOP yang berlaku. "Di dalam dapur ada 3 gas berukuran 50 kg. Dan kita sudah menjalankan SOP dengan baik, menonaktifkan gas sebelum tutup toko. Dan mengecek peralatan lainya," tambah dia. Insiden seperti ini, merupakan pertama kalinya terjadi oleh pihaknya. Dengan kondisi yang terjadi pihaknya memohon maaf kepada seluruh warga. Khususnya warga yang menjadi korban. Dan pastinya pihaknya akan bertanggung jawab. Kapolresta Bekasi Kota Kombespol Umar Surya Fana mengatakan, lima korban luka- luka dalam insiden tersebut. Seluruh korban mendapatkan perawatan medis. Astuti merupakan korban terparah. Perempuan 65 tahun itu mengalami luka di bagian kepala. Saat ini Astuti telah dievakuasi ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati untuk mendapatkan perawatan khusus. "Beberapa saksi, di antaranya satu orang pegawai PHD dan dua karyawan minimarket kita periksa," ujar pria berpangkat tiga melati di pundaknya itu. Puluhan personel kepolisian telah diterjunkan. Mereka (petugas, Red) bertugas untuk mengatur lalu lintas, dan melakukan penjagaan. Dikhawatirkan adanya oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk menjalankan aksi kriminal. "Untuk penyebab ledakan sementara ini diduga akibat ledakan gas, sampai saat ini bersama Puslabfor Forensik dan Gegana masih melakukan pemeriksaan," ujarnya. Kabid Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Ulung Kanjaya mengatakan belum mengetahui pasti penyebab terjadinya ledakan. Sampai pukul 16.30 pemeriksaan belum dilakukan. Sebab masih banyaknya puing-puing bekas reruntuhan menutupi bangunan. Ledakan bisa saja akibat kebocoran gas. Walaupun ledakan itu sangat kencang. Hal itu terjadi karena ruangan di dalam dapur PHD sangat tertutup. Sedikit atau tidak ada cela udara. Sehingga tekanan gas dan adanya arus listrik menyala, mengakibatkan ledakan besar. "Barang bukti belum ada yang diamankan. Untuk pemeriksaan paling lama dua hari," paparnya. (ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: