Saat Rakyat Makin Marah ke Presiden Sri Lanka, Tetapkan Darurat, Para Menteri Langsung Cari Selamat
Pengunjuk rasa menghindari gas air mata yang digunakan polisi di dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat protes terhadap presiden atas banyak krisis yang terjadi di negara tersebut setelah 13 jam tanpa listrik akibat kekurangan mata uang asing untuk mengimpor bahan bakar, di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (31/3/2022). Foto: REUTERS/Dinuka Liyanawatte/rwa/cfo/jpnn KOLOMBO - Pertanda kemarahan rakyat Sri Lanka sudah tak terbendung lagi nampak ketika sejumlah menteri negara itu mengundurkan diri dari jabatannya. Sejumlah anggota kabinet Sri Lanka telah mengundurkan diri dari jabatan mereka hanya beberapa hari setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa menetapkan status darurat di negara itu. Status darurat ditetapkan pada Jumat menyusul rentetan protes yang diwarnai kekerasan terhadap cara pemerintah menangani krisis ekonomi yang semakin parah. "Kami serahkan surat pengunduran diri kami kepada perdana menteri," kata Menteri Pendidikan Dinesh Gunawerdana kepada media Minggu malam. "Presiden dan perdana menteri akan membahas dan mengambil keputusan yang sesuai," Belum jelas apakah semua anggota kabinet atau hanya sebagian menteri yang ikut mengundurkan diri. Di antara mereka yang mundur adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Namal Rajapaksa, keponakan Gotabaya dan putra Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa. https://radarbanyumas.co.id/26-menteri-kabinet-di-sri-lanka-mengundurkan-diri-massal-buntut-aksi-unjuk-rasa-besar-besaran/ Dia mengatakan di Twitter pada Senin dirinya telah meletakkan jabatan secara langsung dengan harapan akan membantu "membangun stabilitas bagi rakyat dan pemerintah". (ant/dil/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: