F1 Menuju Bebas Polusi

F1 Menuju Bebas Polusi

Balapan F1. Foto istimewa PARIS - Regulator olahraga bermotor Internasional (FIA) mengatakan jika F1 nantinya, akan menggunakan bahan bakar berkelanjutan. Bahan bakar yang diproduksi dari limbah biologis ini, dilaporkan telah dipasok FIA ke produsen mesin mobil Formula 1 untuk ujicobakan. Wacana ini merupakan bagian dari rencana F1, untuk memerangi emisi kendaraan bermotor, dan carbon free pada 2030 mendatang. Meski demikian, pada tahun itu, mobil balap F1 masih diperkenankan, untuk menggunakan basis mesin yang ada saat ini. https://radarbanyumas.co.id/f1-2021-mainkan-23-seri-balap/ “FIA menggunakan tanggungjawabnya untuk memimpin olahraga bermotor menuju penggunaan bakan bakar rendah karbon, demi mengurangi efeknya terhadap lingkungan, dan berkontribusi terhadap terciptanya bumi yang lebih sehat,” kata Presiden FIA, Jean Todt, dalam pernyataan yang dikutip FIN dari laman resmi FIA, Jumat (18/12). “Dengan mengembangkan bahan bakar yang terbuat dari limbah biologis ini, kami mengambil langkah maju ke depan. Dengan dukungan perusahaan energi terkemuka dunia, kami dapat menggabungkan performa terbaik dari sisi teknologi dan lingkungan,” lanjutnya. Sementara itu menurut direktur pelaksana olahraga bermotor F1, Ross Brawn, ajang ini sudah sejak lama berfungsi sebagai platform perkenalan kemajuan teknologi tersebut. Dan keputusan ini adalah kabar baik, tidak hanya terhadap lingkungan, namun juga kompetisi terhadap kompetisi ini secara keseluruhan. “Yang menjadi prioritas utama kami adalah membangun roadmap menuju mesin hybrid, yang dapat berkontribusi mengurangi emisi, sekaligus memiliki manfaat nyata terhadap mobil yang digunakan di jalan raya. Kami yakin, wacana ini akan terlaksana dengan mesin generasi berikutnya, mesin yang mengkombinasikan teknologi hibrida dengan bahan bakar berkelanjutan,” jelas Brawn. Untuk mewujudkan target ini, FIA akan bekerja sama dengan para anggota yang tergabung di dalamnya, termasuk dari Formula 1 sendiri. Dengan 243 Member Clubs yang terdiri di 146 negara di seluruh dunia, dan dengan 303 kejuaraan yang ada, dampak dari komitmen ini diharapakan dapat dirasakan secara global.(ruf/gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: