Ancaman "Penggembosan" Los Blancos

Ancaman

MADRID - Aral terjal menghadang Real Madrid yang tengah merajut langkah untuk bangkit. Itu merujuk kepada insiden selebrasi Gareth Bale pada Derbi Madrileno di jornada ke-23 La Liga (9/2) dan kartu kuning kapten Sergio Ramos ketika melawan Ajax Amsterdam pada leg pertama 16 besar Liga Champions (14/2). Bahkan, La Liga meminta RFEF (federasi sepak bola Spanyol) menghukum Welsh Wizard--julukan Bale--dengan skorsing untuk 12 jornada. Eks winger Tottenham Hotspur dituding melanggar empat pasal yang menjadi aturan liga. (lihat grafis) Selebrasi bermasalah itu bermula ketika Bale mentceak gol ketiga Real ketika menang 3-1 atas Atletico Madrid. Pemain 29 tahun itu terlihat menunjukkan gestur menyilangkan tangannya yang satu ke tangan yang lain dengan gerakan aneh. Nah, oleh pendukung Atleti aksi tersebut dicap provokasi. Sebab, selebrasi tersebut Melakukan 'corte de mangas' atau gerakan seperti memotong lengan baju yang juga biasa disebut Liberian Slap dapat dianggap ofensif di Spanyol. Banyak pihak yang berasumsi bahwa selebrasi itu hanya hal biasa karena gol ke gawang Jan Oblak itu adalah golnya yang ke-100 bersama Real. ''Usai setelah mencetak gol ketiga timnya, Bale yang dicemooh pendukung Atleti, melakukan selebrasi dengan mengangkat tangan kanannya dekat ke kepalanya dalam gerakan provokatif untuk membalas cemoohan tersebut,'' bunyi pernyataan resmi La Liga. Komisi Kompetisi La Liga sudah menerima laporan La Liga dan mereka akan membahasnya pada pertemuan pekan depan. Nah, bila resmi dihukum larangan bermain di 12 jornada, maka musim Bale di La Liga bisa saja tamat. Sebab, ketika dia sudah bebas dari hukuman, La Liga sudah memasuki jornada ke-36 pada 5 Mei atau 3 jornada sebelum akhir musim. Andai Real bisa menjejak laga final Liga Champions, maka kans Bale dimainkan masih ada. Karena kondisi fisiknya sangat mungkin masih terjaga karena dia sudah pasti tampil di Liga Champions dan laga final baru dihelat 2 Juni atau 2 pekan setelah jornada pemungkas dihelat (19/5). Yang menjadi permasalahan adalah apabila sanksi dijatuhkan dan juga berimbas kepada status laga Bale di Copa del Rey. Sebab, La Liga juga menaungi ajang kelas dua di Spanyol itu. Praktis, kesempatan tampil Bale hanya ada di Liga Champions. Hal mirip terjadi kepada Ramos. Hanya, UEFA sudah melakukan investigasi terhadap bek 32 tahun itu. Ramos dituding sengaja mencari kartu kuning agar mendapat akumulasi dan absen di leg kedua kontra Ajax. Itu dilakukan agar dia bisa bebas dari "jatah" kartu kuning di fase selanjutnya andai Si Putih--julukan Real--lolos. Kontroversi kartu kuning Ramos bermula ketika Real mencetak gol kemenangan pada menit ke-87 via Maco Asensio. Nah, entah karena merasa sudah aman atau memang pergerakan striker Ajax Kasper Dolberg membahayakan, Ramos akhirnya melanggar striker 21 tahun itu dan mendapat kartu kuning dari wasit Damir Skomina asal Sloenia. Indikasi kesengajaan Cuqui--julukan Ramos--terlihat sesaat setelah laga. Dalam sebuah komentar kepada media dia mengatakan bahwa ada indikasi memaksa agar melakukan pelanggaran dan diganjar kartu kuning. Apalagi, seperti dilansir Marca, beredar potongan gambar Ramos seolah berkata "Haruskah aku melakukannya (mencari kartu kuning, Red)?" ke arah bench Real sesaat Asensio mencetak gol. Dua hal itulah yang membuat UEFA mendalami insiden Ramos. Jika terbukti, maka Ramos bisa mendapat satu tambahan skors yakni pada leg pertama perempat final. “Penyelidikan telah dimulai berdasarkan Pasal 31 (3) Peraturan Disiplin UEFA sehubungan dengan pernyataan yang dibuat oleh Ramos. Informasi sehubungan dengan investigasi ini akan diketahui pada waktunya,'' bunyi pernyataan resmi federasi sepak bola Eropa itu. (io)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: