Rencana Pembangunan PDU di Kranji Menuai Penolakan Dari Warga

Rencana Pembangunan PDU di Kranji Menuai Penolakan Dari Warga

LOKASI: Warga menunjukkan lokasi rencana pembangunan PDU sampah di Kelurahan Kranji (AHMAD ERWIN/RADAR BANYUMAS) PURWOKERTO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas rencananya membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah di Kelurahan Kranji, Kecamatan Purwokerto Timur. Namun begitu, kabar tersebut menuai penolakan dari sebagian warga yang dekat lokasi rencana pembangunan PDU tersebut. Dari informasi yang dikumpulkan radarbanyumas.co.id di lokasi, selain karena lokasi pembangunan PDU yang sangat dekat dengan pemukiman warga. Selain itu, sosialisasi terkait adanya rencana pembangunan PDU tersebut belum merata ke seluruh warga. Teguh Adi Prayitno (51) warga RW 2 Kelurahan Kranji mengatakan, sangat menyesalkan adanya rencana pembangunan PDU tersebut. Pasalnya tidak pernah ada jajak pendapat antara pemerintah dan warga terdampak. "Ini sebetulnya pertama saya mewakili suara dari masyarakat RW 2, karena pada dasarnya belum pernah di sosialisasikan kepada warga di sini, tidak pernah ada jajak pendapat, dan sosialisasinyapun hanya pada warga Grumbul Pacor," katanya saat ditemui radarbanyumas.co.id, Sabtu (16/4). Ia menjelaskan, hanya warga Pacor yang menghuni tanah Pemda di Kelurahan tersebut yang mendapatkan sosialisasi. Sedangkan sebagian besar warga lainnya yang menghuni lahan pribadi tidak mendapatkan sosialisasi sama sekali. https://radarbanyumas.co.id/tiap-pasar-di-banyumas-bakal-diberi-mesin-pengolah-sampah/ Sedangkan dampak yang terjadi dengan adanya PDU itu nantinya, lanjut dia, tidak hanya akan berdampak warga Pacor, tetapi juga terhadap seluruh RW 2. LOKASI: Warga menunjukkan lokasi rencana pembangunan PDU sampah di Kelurahan Kranji (AHMAD ERWIN/RADAR BANYUMAS) Hal itu, kata dia, karena akses masuk PDU nantinya akan melewati gang di pemukiman warga di RW 2. "Dan kalau jadi dibikin, disini kan akan terdampak langsung lalu lintas angkutan sampah. Dan pasti bau karena dekat pemukimam. Apalagi ini gang bukan jalan raya, mobil biasa aja kalau berpapasan sempit, bagaimana nanti kalau ada truk pengangkut sampah, pasti bakal ruwet lagi," tambahnya. Ia juga menyangkan, sikap kurang transparannya pemerintah terhadap adanya rencana pembangunan PDU itu. "Kalau dengarnya mau dibangun sudah lama, cuma katanya tahun ini baru akan direalisasikan, nah kami kaget tidak ada sosialisasi, pengelolanya juga kurang transparan," lanjutnya. Dirinyapun mengaku, tidak menentang adanya rencana pembangunan PDU tersebut, namun tempatnya tidak harus dilokasi itu, dan akses keluar masuk PDU pun harus dipindah ke Jalan Ir Soekarno. "Bukan kami menentang, atau memusuhi pemerintah, tetapi tempatnya seharusnya bukan disni. Kami juga butuh tempat sampah tetapi tempatnya jangan disini, karena disini dekat dengan tempat sekolah, dan ibadah, dan tentunya tidak nyaman jika ada bau dari sampah dan tentunya juga tidak sehat," terangnya. Iapun juga mengusulkan, PDU tersebut dibangun di sebelah barat warga Pacor. https://radarbanyumas.co.id/sekolah-sungai-tesda-untuk-wujudkan-wisata-agro/ "Tidak ada iktikad baik dari pengelola mendatangi warga disini juga untuk sosialisasi. Dan tolong dibangun jangan dekat dengan pemukiman warga. Cari akses yang tidak di pemukima warga, di bikindi sebelah barat kampung Pacor, dekat Menara Pandang, terus akses keluar masuknya jalan Soekarno jangan disini, karena warga disini keberatan," pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: