Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Minggu Kemarin Dari Keluarga Terdidik, Ayahnya Pengacara, Ibunya PNS

Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Minggu Kemarin Dari Keluarga Terdidik, Ayahnya Pengacara, Ibunya PNS

Aksi teror percobaan bom bumuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswa ditengah Misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Medan, Minggu (28/8) juga mengejutkan kerabat dan tetangga di kekitar kediaman pelaku yang tinggal bersama orqangtuanya di di Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Medan Selayang Di rumah permanen pagar berwarna hijau tua kombinasi kuning susu, di halaman rumahnya ditanam pohon coklat dan di bawahnya terparkir mobil Mercy Biru Tua. Rumah itu merupakan kediaman dari Ivan Armadi Hasugian (18) pelaku teror bom misa di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Jalan Dr Mansyur, Medan Selayang. Ivan sapaan akrabnya di sekitar rumah, diketahui anak yang jarang bergaul ke luar rumah. Bahkan, pasca tamat dari SMA Negeri 4 Medan, Ivan lebih banyak di rumah. Sekali-sekali tampak berjalan kaki ke luar rumah. Ivan merupakan bungsu dari tiga bersaudara, putra Makmur S Hasugian, seorang pengacara. Terakhir kasus yang ditanganinya adalah kasus bantuan sosial Pempro Sumut dengan terdakwa Raja Anita Elisyah. Ibunya, Arista Purba adalah PNS di Dinas Kesehatan Pemko Medan. Lahir dari keluarga terdidik, Ivan yang sering berlatih Taekwondo tumbuh besar menjadi anak yang pendiam, dan cenderung tertutup kepada tetangga dan keluarganya. Bahkan, Ivan sering berbeda pendapat dengan saudara kandungnya dalam hal persoalan akidah dan hubungan antarsesama manusia. Di rumah itu, Ivan tinggal bersama kedua orangtuanya dan seorang kakak kandungnya, Eva Hasugian. Sedangkan seorang kakak lainnya, Ivo Andika Hasugian sudah menikah dan tak tinggal di rumah tersebut. Kediaman yang sudah ditempati keluarganya sejak 20 tahun silam itu, kini sudah dipasang police line dan penghuninya terpaksa menjalani pemeriksaan. Ivan mulai menunjukkan perubahan dirinya pada dua bulan lalu, sering menyendiri dan selalu menolak kalau dinasehati. Bahkan, saat-saat diberikan pendapat tentang berhubungan dengan orang lain, selalu saja marah. Khususnya saat menyalami keluarga, selalu saja menolak. Kepala Lingkungan XI, Yulike mengatakan keluarga pelaku sudah menetap di Jalan Setia Budi Gang Sehati No. 26 sejak lama, sekitar 20 tahun silam. Selama ini, hubungan dengan para warga sangat baik dan belum pernah ada masalah apapun. “Dari kecil-kecil mereka sudah di sini. Tidak ada yang mencurigakan. Saya pun terkejut mendengar kabar gini,” katanya. Dia menyebutkan, keluarga Ivan dikenal tertutup, sehingga sejumlah warga di lingkungan sekitar rumah pelaku menilai, mereka kurang bergaul. “Tertutup semua keluarganya. Bertegur pun enggak pernah. Tapi sering pergi ke masjid,” ujarnya. Pelaku Ivan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. "Abangnya sudah menikah. Jadi tinggal dengan kakaknya dan orangtuanya juga. Mereka semuanya penutup," kata Kepling. Informasi yang diperoleh, pelaku Ivan merupakan baru tamat dari SMAN 4 Medan. Disebutkan lagi, kalau pelaku dua bulan belakangan ini, suka menyendiri. (*/ril/sam/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: