Setelah 80 Desa, Rapid Antigen Dilanjut ke Seluruh Desa/Kelurahan

Setelah 80 Desa, Rapid Antigen Dilanjut ke Seluruh Desa/Kelurahan

LANJUT: Pelakasanaan rapid antigen bakal berlanjut ke seluruh desa dan kelurahan se-Banyumas. Yudha Iman Primadi/Radarmas PURWOKERTO - Antusiasme yang baik dari para lansia komorbid di lebih dari 80 desa dan kelurahan seBanyumas saat pelaksanaan rapid antigen serentak, Senin (18/1) membuat Bupati Banyumas dalam Rapat Forkompinda, Selasa (19/1) meminta agar kegiatan tersebut dilanjut ke seluruh desa dan kelurahan secara bertahap. Kadinkes Banyumas, Sadiyanto SKM M.Kes mengatakan ke depan rapid antigen lansia komorbid diprioritaskan kepada yang bergejala saja dengan pertimbangan keterbatasan jumlah alat rapid antigen. Jika semua rapid antigen sampai habis terpakai, sesuai anjuran Bupati bisa langsung dilakukan swab PCR. https://radarbanyumas.co.id/hasil-rapid-antigen-komorbid-serentak-48-orang-dinyatakan-positif/ Banyumas dengan lab uji PCR diantaranya di RSUD Banyumas dan RSMS bisa memberikan kuota uji swab PCR yang cukup. "Kami bisa dan siap laksanakan," katanya Selasa (19/1). Selanjutnya tindak lanjut dari 20 lansia komorbid yang diketahui reaktif rapid antigen dengan gejala pada Senin (18/1), dirinya sudah menginstruksikan kepada puskesmas sesuai arahan Bupati untuk dievakuasi ke Rumah Karantina (RK) Baturraden. Puskesmas bisa langsung melakukan pendekatan kepada keluarganya termasuk kepada 20 lansia komorbid yang reaktif rapid antigen agar bersedia dibawa ke RK Baturraden. "Termasuk pada 28 lansia komorbid yang reaktif tidak bergejala meskipun memenuhi persyaratan untuk isolasi mandiri di rumah wajib dipantau setiap hari oleh puskesmas," terang dia. Adapun ketidakhadiran 456 lansia komorbid yang diundang mengikuti rapid antigen serentak pada Senin (18/1) dari hasil konfirmasi Dinkes Banyumas ke beberapa rekan puskesmas dikarenakan ada rasa takut jika hasil rapid antigen yang keluar positif. Terkait persoalan tersebut, dari Dinkes Banyumas pada Selasa (19/1) telah melakukan penyisiran terhadap para lansia komorbid tersebut. "Ketakutan itu yang barangkali menyebabkan sebagian lansia komorbid terlambat datang untuk dirawat di rumah sakit. Ketika datang sudah dalam kondisi yang cukup berat sehingga fatal tidak bisa kita tolong," pungkas Kadinkes. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: