Ahli Epidemiologi Lapangan: Esensi PPKM di Banyumas Belum Tercapai

Ahli Epidemiologi Lapangan: Esensi PPKM di Banyumas Belum Tercapai

PATROLI : Satpol PP Banyumas melakukan patroli rutin, di kawasan pertokoan stasiun timur, Purwokerto, Selasa (19/1). Patroli tersebut untuk mengimbau masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan, demi mencegah penyebaran COVID19 selama masa PPKM. DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS PURWOKERTO - Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Banyumas dinilai oleh Ahli Epidemiologi Lapangan (Field Epidemiology) merupakan momen tepat untuk mendisplinkan kembali masyarakat. Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed yang masuk sebagai tim ahli epidemiologi Gugas Covid-19 Kabupaten Banyumas, dr. Yudhi Wibowo, M.PH mengatakan dari pengamatan pribadinya saat melakukan perjalan pulang pergi dari Kota Purwokerto ke wilayah Kecamatan Wangon belum lama ini, saat berangkat jalanan ramai lancar. Bahkan kendaraan bermotor dengan nomor polisi luar kota masih ada. https://radarbanyumas.co.id/kebijakan-keluar-masuk-banyumas-bawa-hasil-rapid-antigen-dilatarbelakangi-tak-ada-perubahan-meski-sudah-ppkm/ "Itu artinya esensi PPKM yang mengurangi atau membatasi mobilitas menurut saya belum tercapai. Bahkan mobil plat-plat luar kota masih ada," katanya dalam Rakor Forkompinda, Selasa (19/1). Menurut dr. Yudhi, PPKM di Banyumas dikembalikan sesuai kebijakan nasional dimana pemerintah pusat hanya memberi himbauan bagi pelaku perjalanan antar kota/kabupaten di dalam Pulau Jawa agar membawa hasil periksa swab PCR negatif atau rapid antigen non reaktif. Jika saja imbauan tersebut ditegaskan menjadi kewajiban, menurutnya masyarakat akan berpikir ulang untuk bepergian ke luar kota atau paling tidak dapat mengurangi mobilitas orang. "Melihat data di minggu ke-55 tanggal 10 sampai 17 Januari berarti minggu pertama PPKM, ada tren penurunan kasus positif Covid-19," terang dia. Selain tren penurunan jumlah kasus positif, positivity rate di Banyumas ikut turun. Yang perlu menjadi catatan justru pada jumlah swab PCR yang ikut menurun yang sejatinya sangat berpengaruh. Keprihatinan muncul dengan meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia pada minggu ke-55 yang mencapai 49 orang. Padahal minggu sebelumnya hanya 33 orang. Rata-rata pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dalam 18 hari terakhir bulan Januari terhitung 4,4. Disampaikannya pula, CFR di Banyumas per tanggal 18 Januari sudah di angka 5 persen dengan tren terus naik. "Jika kita berbicara CFRnya tinggal utak-atik pembaginya. Artinya jika kasus positif Covid-19 yang ditemukan banyak, CFRnya turun. Jadi menurut saya langkah Bupati terkait rapid antigen serentak lansia komorbid tepat sekali. Tinggal diintensifkan ke desa atau kelurahan lainnya dan fokus pada yang bergejala agar effisien," pungkas dr.Yudhi. (yda/mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: